"Hai,"
Suara seseorang yang tak asing tertangkap pendengarannya. Mengangkat wajah dari buku terbuka yang berada di atas pangkuan, Luka menelan ludah kelu. Gadis itu memperbaiki letak kacamata besar yang nyaris meluncur jatuh dari hidung mungilnya yang menjadi penyangga.
Astaga! Bahkan dalam mimpi pun, ia tak pernah menyangka, seorang Jenggala Adiwangsa tengah berdiri di hadapannya sembari merekahkan senyuman hingga dua lesung pipit cowok itu mengacaukan debaran jantungnya.
Bibir mungil Luka bergerak-gerak, sialnya, tak ada suara yang berhasil mencuri keluar. Benar-benar memalukan, dia seperti ikan yang menggelepar karena tak berhasil menemukan air.