Beberapa menit berlalu Soya masih sibuk dengan kemejanya, entah berapa kali ia mengumpat dan memaki dirinya sendiri atas kebodohannya, sementara itu smart phonenya masih berdering, entah siapa yang terus menghubungi soya yang sedang sibuk mencuci kemejanya.
"Bagaimana ini, jika ku buang dan secara kebetulan ditemukan oleh polisi, aku pasti langsung menjadi tersangka utamanya, aku tidak mau berurusan dengan polisi bodoh di sini, "
Dengan bersungguh sungguh soya mengerahkan seluruh tenaganya ia tak henti hentinya menyikat dan mengucek lengan kemejanya, setelah beberapa kali soya menuangkan pemutih perlahan noda darah menghilang dengan sempurna, soya bernafas lega kemudian ia mengeringkannya di mesin cuci lalu menjemurnya, zoya berputar menuju dapur kecil yang berada tepat di samping mesin cuci yang hanya berbatasan dengan hiasan tirai manik manik hadiah dari temannya saat masih mengenyam bangku pendidikan SMP. Dengan hanya 4 langkah dari mesin cuci soya sudah mendapati dirinya tepat berada di depan kulkas yang tidak lebih tinggi darinya, dengan nafas yang masih ngos ngosan soya membuka pintu kulkas dan meraih botol air mineral kemudian meneguknya,
"Glek glek glek," tenggorokan soya yang kering kini telah di basahi oleh air mineral dingin yang tinggal tersisa setengah botol yang masih di genggamnya di depan kulkas dengan pintu kulkas yang masih terbuka, soya melirik smart phone nya yang sudah tidak bergetar,
"Siapa yang sedari tadi menghubungiku, sok penting sekalih," soya meraih handuknya, kemudian masuk ke dalam kamar mandi, soya berendam di dalam bathtub, soya menenggelamkan wajah dan tubuhnya di dalam air dingin selama hampir 1 menit, soya sangat menikmati sensasi jantungnya yang berdegup kencang karena tidak mendapati oksigen untuk bernafas, dalam beberapa detik membuat soya tersenyum menyeringai, walau dengan senyum menyeringainya itu soya masih terlihat cantik dengan gigi putih dan gigi gingsulnya, soya sangat terkenal di antara teman kuliahnya, apalagi bagi teman prianya selain cantik soya juga baik hati, ramah, periang, dan penuh kasih, namun semua itu hanya topeng, soya sangat pintar memanipulasi keadaan,
Drtt.. Drt.. Drt..
Getaran suara smartphone soya samar samar masih bisa terdengar dari dalam kamar mandinya, soya melangkah keluar dari bathub meraih handuknya kemudian melilitkannya di tubuhnya yang sital dan sexy, itu menurut pendapat dari banyak pria yang mengenalnya,
Soya berjalan menuju rak bajunya yang tertata rapi di dalam almari pakaianya, soya mengenakan outfit celana jeans, tank top dan leather jacket, kemudian merapikan rambutnya yang hitam panjang dengan sedikit warna coklat di ujung rambutnya, soya duduk di meja rias, dengan sedikit polesan tipis pelembab di pipinya, dan lip balm untuk bibirnya soya nampak begitu cantik natural, soya memang tidak terlalu suka berlama lama di depan cermin untuk sekedar bermake up , soya merapikan tempat tidurnya yang masih berantakan sebelum pergi ke kampus,
Drt.. Drt... Drt... Smart phone nya bergetar untuk kesekian kalinya, kali ini soya meraih smart phone nya dan menggeser icon hijau yang muncul di layar smart phone nya,
"Halo,, soya.. kemana aja lo dari tadi gue telfon gak di angkat, lo baru bangun??, "
"Sory sory... Hp ku di dalam tas tadi, dan aku silent kemaren, jadi gak tau kalau kamu telfon!!! Ada apa sih ray,"
"Ada berita heboh, loh pasti kaget dengernya, " suara raya terdengar begitu semangat dengan gosip terhangat yang ingin di sampaikanya pada soya, soya sebenarnya sudah tahu berita apa yang ingin di sampaikan oleh raya, namun soya berpura pura dengan actingnya yang begitu ciamik.
"Apa. Apa.. Gosip apa yang terbaru dari kamu ray!!!..." sahut soya
"Lebih tepatnya ini berita duka ya, lo inget semalem di cafe tempat loh kerja, lo di ajakin kenalan sama cowok ganteng," (menurut raya, cowok ganteng itu cowok yang berdompet tebal)
"Ada banyak lah,,, yang lebih spesifik dong," ucap soya
"Si rudi,, cowok yang maksa pengen nyium pipi kamu itu semalam,"
"Dia mati jatuh dari lantai 3 gedung karaoke yang ada di samping cafe tempat loh kerja," lanjut raya menjelaskan
"Terus,"
"Terus baru subuh tadi mayatnya di temuin,"
"Lo tau mayatnya di temuin di mana? , di semak semak dan tertutupi dengan daun daun kering gitu, dan polisi juga nemuin ada beberapa tetes darah yang tercecer di area parkir tempat karaoke, kayaknya pembunuhnya pergi dengan mengendarai mobil yang ada di parkiran gedung itu juga, "
"Apa jangan jangan elo yang ngebunuh ya..!!!!, "
.....
"Ya.. Soya.. Soya.. Halo,,,??!!! Kok diem aja sih,, bercanda.. Gue cuma bercanda... Kok elo jadi tegang gitu siiihhhh, "
Soya hanya terdiam atas gurauan dari teman kuliahnya, soya berfikir amatiran mana yang menghancurkan TKP,, jangan sampai karena hal ini soya ikut di curigai polisi.
"Halo!!!!, " (suara keras raya membuyarkan lamunan soya)
"Iya halo, kenapa teriak teriak sih,, kupingku nanti jadi budeg tau gak??,"
"Iya iya maaf yaaaaa, eh buruan ke kampus, gosipnya di lanjutin di kampus okeh!!! Gue tunggu daa...., "
"tut tut tut......"
*RAYA_
Raya adalah teman sekolah soya sejak SMP, namun sejak masuk SMA raya pindah ke jakarta dengan keluarganya karena ayah raya di pindah tugaskan ke jakarta, raya merupakan teman soya yang bisa di bilang sangat naif, raya suka sekalih bergosip, dan tak pernah tertinggal berita apapun.
Soya memasukkan smart phone nya ke dalam tas selempang yang di bawanya, kemudian memakai sepatu cat warna pink lalu menyambar kunci mobil di atas mejanya, soya mengegas mobilnya menuju kampus, 10 menit waktu yang di tempuh soya untuk sampai di kampus, sesampainya soya di kampus, soya memarkirkan mobilnya sesaat sebelum keluar dari mobil smart phone nya bergetar drt.. Drt.. Drt.. (1 pesan whatsapp baru)
"Soya... Apa tidurnya nyenyak semalam?,"
Soya hanya membaca isi pesan miko, tanpa membalasnya, soya bergegas keluar dari mobilnya
"Tin tin," (suara klakson mobil raya menghentikan langkah kaki soya, soya berhenti menunggu temannya keluar dari mobil dan berjalan bersama menuju kelas mereka,