"Siapa?"
Itu kalimat pertanyaan pertama yang terlontar dari mulutnya sejak melihatku memasuki ruangan yang didominasi oleh warna putih ini. Aku mendekati dan berdiri di samping ranjangnya. Ketakutanku benar, ia tak mengingatku.
"Alka, ini aku, Azzam. Kamu benar lupa?" tanyaku memastikan.
Rasanya aku masih tak percaya. Dia hanya memasang raut bingung menatapku. Aku menghela nafas.
"Hp saya di mana, ya? Mas tahu?"
Aku menyerahkan hpnya. Aku mengangguk ketika dirinya mengucapkan terima kasih di sertai senyum manis yang jarang ku dapatkan darinya selama ini. Setelah tak mengenalku, ia justru menjadi dirinya sendiri. Tidak merasa sedih seperti saat ia sedang bersamaku biasanya. Rasanya aku masih tak terima. Seharusnya dia tetap mengingatku seperti halnya ia masih mengingat orang tuanya yang kini sedang dihubunginya, diberi kabarnya saat ini yang sedang masuk rumah sakit.
"Kamu tidak lupa dengan kedua orang tuamu?" tanyaku penasaran. Alka hanya menggeleng.
"Hm, Masnya bisa keluar? Saya ingin sendiri dulu saat ini. Lagipula di suatu ruangan dan berduaan dengan lawan jenis tidak diperbolehkan."