Yang Ayah tahu hanya aku kecelakaan. Aku mengarangnya agar Ayah percaya bahwa Kang Azzam tidak baik untukku. Aku didorong oleh Kang Azzam yang tersulut emosi saat aku tak menuruti kemauannya. Aku terjatuh, terluka. Lalu dibawa ke rumah sakit oleh Kang Azzam yang seakan menyelamatkanku. Aku memang sengaja melakukan itu semua. Aku ingin jauh dari sosok lelaki menyebalkan itu. Biarlah Ayah memandang Kang Azzam sebagai lelaki tak bertanggung jawab. Tapi sayangnya itu semua ternyata tidak mengubah pikiran Ayah.
"Sstt, sstt ... sayang, Ayah tahu, maka dari itu, karena Azzam dapat membahayakan kita, kita tidak memiliki pilihan lain kecuali menuruti kemauannya. Azzam tega mengancam Ayah, Nak."
Kedua mata Ayah memerah. Sepertinya Ayah mati-matian menahan agar air matanya tidak jatuh.
"Dia bisa melakukan apa pun. Melukai kita semua. Bahkan Ayah tak bisa berbuat apa-apa untuk melindungimu. Maafkan Ayah.." Ayah menunduk.
Sejurus kemudian aku mendekapnya erat. Menyalurkan kekuatan untuknya.