Sebeh Pengasih

Iswara Putri Jilan
Chapter #22

Rindu Ayah Ibu

Pagi hari yang cerah. Kicauan burung pagi terkalahkan oleh suara nderes ratusan santri pondok. Guratan awan indah menghias langit biru terang di atas sana terlihat dari balkon asrama lantai duaku.

"Alka, mandi!" seru Ava.

Aku yang terpanggil segera menyaut lalu beranjak, bergegas mengambil handuk di hanger yang tergantung di cantolan besi dinding asrama. Sengaja memang aku mengantri mandi saat mepet jam sekolah agar masih terasa segar saat aku berangkat sekolah nanti. Ada juga yang memilih mandi saat masih pagi buta, misal mengambil waktu di jam 3 atau 4. Sekitar pukul segitu umumnya para santri masih terlelap dalam tidurnya. Masih sepi. Tidak banyak antrian. Kemudian dilanjut dengan yang lain hingga waktu subuh tiba. Sampai sebelum mereka berjamaah subuh. Nanti satu persatu giliran mandi berikutnya akan dibangunkan oleh yang habis mandi.

Usai mandi kami biasanya rutin menggunakan skincare. Untuk merawat, menjaga, dan tentu mengglow-up kan kulit kami, terutama bagian wajah. Meskipun di sini tidak ada lelaki (kecuali para guru) paling tidak kami ingin terlihat cantik di mata kami untuk kami sendiri. Omong kosong para lelaki tidak memandang fisik kami para perempuan, nyatanya mereka hanya mencari perempuan yang berparas cantik. Aku tahu cantik ataupun tampan itu relatif, namun ketertarikan dari dalam diri kita pun dibutuhkan. Cukup membahas cantik ini.

Lihat selengkapnya