"To the point. Apa maksudmu, Hani?" tanya Alka pelan, dahinya mengerut.
"Kamu belum sadar sampai sekarang mengapa sebelumnya kamu tiba-tiba bisa sangat mencintai Kang Azzam? Kamu tidak diceritakan teman-teman tersayangmu itu ya? Kasihan sekali kamu. Kamu itu cantik, Al. Sangat. Membuat siapa pun yang menyukaimu dapat melakukan cara apa pun demi mendapatkanmu." Hani memasang smirk.
"Langsung saja. Apa tujuanmu mengatakan itu padaku? Lagipula sekarang aku sama sekali sudah tidak lagi berurusan dengannya. El sendiri yang membantuku mengatakannya pada Kang Azzam tadi malam."
"Kamu dipelet, Alka. Sesulit itu kamu mengerti?"
Alka terkejut. "Hah? Aku dipelet?" Dia masih belum percaya.
"Iya. Dengan Kang Azzam. Dia sangat terobsesi denganmu bukan? Maka dari itu cara yang dipilihnya adalah memeletmu," Hani masih meyakinkan Alka.
Alka menunduk lesu. Seketika teringat Kang Azzam yang sangat senang jika menemuinya, mendekatinya. Ia kira Kang Azzam sudah berubah menjadi lebih baik. Dirinya tidak sadar bahwa ia dipelet. Ia kira cinta yang tumbuh antaranya dengan Kang Azzam benar-benar tulus. Nyatanya tidak.