Malam itu, sesuai belajar malam, El, Ava, dan Najwa yang menyadari Alka belum juga kembali ke asrama memilih mencari ke bawah, berniat menyusul. Namun, baru mereka tiba di halaman dalam pondok, mereka sudah melihat ekor bayangan seseorang menuju lantai dua sedang menaiki tangga. Mereka yakin jika itu bayangan milik Alka. Namun untuk apa teman mereka itu ke sana malam-malam seperti ini? Akhirnya mereka memutuskan untuk menyusulnya.
Kembali ke waktu sekarang.
El segera maju, dengan sigap menarik tangan Alka. Tubuh Alka yang tidak siap spontan terjatuh dalam dekapan El. El memeluk erat tubuh kecil Alka.
Ia menangis tersedu-sedu, berucap, "Jangan pernah seperti itu lagi. Kamu masih punya kita, masalahmu masalah kita juga. Kamu bisa cerita sama kita. Jangan pernah merasa sendiri." Ava dan Najwa ikut memeluk Alka. Mereka pun menangis.
Mereka berempat pulang ke asrama. Ditemani El, Alka dipaksa untuk memejamkan matanya. Melupakan kejadian tadi. Alka mendengus. Bagaimana bisa orang yang sedang depresi dipaksa untuk terlelap nyenyak. Dia membiarkan dirinya terjaga hingga dini hari. Memikirkan rencana berikutnya untuk hari esok. Dia akhirnya dapat tertidur setelah mendapat rencana berikutnya.