Awal munculnya ide novel ini, ketika saya terinspirasi dari sebuah berita, yang menceritakan kisah singkat seorang anak perempuan, yang menjadi korban kekerasan seksual pada masa-masa kelam Mei 1998. Mencari ide dan mengumpulkan referensi membutuhkan waktu yang sedikit lebih panjang. Pun saya pribadi belum pernah merasakan secara langsung tragedi tersebut. Hingga akhirnya saya menemukan video tersebut dengan beberapa video pendukung, arsip, dan database lainnya. Uniknya, salah satu wallpaper yang tak sengaja saya temukan di aplikasi penyedia gambar – Pinterest, juga menjadi salah satu sumber inspirasi. Wallpaper seorang gadis kecil yang berlari bahagia, dengan bunga matahari di sekelilingnya.
Berangkat dari itu, saya memutuskan untuk mengambil sudut pandang yang jarang sekali terekspose kedalam berita dan majalah. Ketika orang-orang sibuk menceritakan kisah perjuangan para mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam masa reformasi, menceritakan kisah kekisruhan yang terjadi dalam sudut pandang orang dewasa dan remaja. Namun, kita melupakan satu hal. Ada sudut pandang lain yang jarang kita bahas dan ceritakan. Ketika seorang anak, yang tak berdosa, dan seharusnya merasakan indahnya masa kanak-kanak, indahnya bermain dan bermimpi, mereka harus turut serta menjadi korban kerusuhan dan kekerasa seksual pada masa itu.
Tak jarang, selama saya mengumpulkan referensi, dan selama saya menuliskan naskah ini, saya berulang kali berusaha menahan agar air mata tidak terjatuh. Berulang kali saya bertanya kepada diri saya sendiri. Bagaimana bisa anak-anak mereka jadikan target keberingasan mereka? Apa yang sebenarnya ada di pikiran mereka?