“Uhuk, uhuk!”
Mira membuka matanya dan menatap langit biru. Mira melirik ke kanan dan ke kiri menemukan ada banyak pepohonan yang tertangkap oleh matanya.
Aku selamat?
Mira langsung bangkit dari posisi tergeletaknya di atas tanah dan langsung memeriksa seluruh tubuhnya untuk memastikan luka-luka di tubuhnya.
Aku selamat? Aku benar-benar selamat? Mira sekali lagi melihat tubuhnya yang sama sekali tidak terdapat luka-luka. Mira merasa senang akan keajaiban besar yang diterimanya baru saja. Mira bersyukur sejenak sebelum akhirnya memastikan sekelilingnya dan menemukan jika dirinya sudah berada di luar mobilnya. Entah bagaimana Mira akhirnya bisa keluar dari dalam mobilnya, Mira tidak bisa mengingatnya.
Aku sangat bersyukur aku bisa selamat. Tapi tunggu!
Jam berapa sekarang?
Mira melihat tangan kiri di mana jam tangan miliknya biasa terpasang, tapi jam tangan itu tidak ada di tangan kirinya.
Sial! Mira mengumpat kesal karena kehilangan jam tangannya entah bagaimana.
“Bara!”
Mendadak Mira teringat dengan putranya yang kini sedang berada di tangan penculik. Mira berusaha bangkit dari tempatnya tadi terbangun.
Sepertinya tubuhku sama sekali enggak cedera! Mira mencoba berjalan dan menemukan bahwa tubuhnya sama sekali tidak merasakan rasa sakit ketika mencoba berjalan. Sekilas tadi Mira melihat badan truk tronton yang tadi menabraknya. Mira mencoba ke arah truk itu untuk menemukan mobilnya. Tapi begitu menemukan mobilnya yang berjarak sekitar 10 meter dari tempatnya tadi berada, Mira menemukan mobilnya tertindih badan truk tronton dan tidak mungkin baginya untuk mengambil tasnya yang berisi uang tebusan untuk Bara.
Aku tidak punya waktu untuk ini!
Aku harus segera menjemput Bara!
Mira menatap ke jalanan di atas tebing di mana dirinya bersama dengan mobilnya tadi terjatuh. Mira mengikuti arah jalanan di tebing itu dan berusaha mengingat jalanan.
Seingatku dulu …
Bukan hanya satu dua kali Mira melewati jalanan ini. Tapi itu dulu sewaktu Mira masih muda, masih lajang. Setelah menikah dan punya anak, Mira jarang bepergian jauh. Jadi sekarang yang bisa Mira lakukan adalah menggali ingatannya dan berusaha menemukan cara untuk naik ke jalanan di atas.
Kalo enggak salah stasiun pengisian bahan bakar itu berada tepat di jalanan menurun keluar dari pegunungan ini.
Dengan menggunakan ingatan lamanya, Mira berusaha menemukan jalan keluar dari jurang pegunungan di mana dirinya sekarang berada.
Hosh, hosh!
Jalan kaki jelas berbeda dengan mengendarai kendaraan. Apalagi jalanan yang dilalui oleh Mira sekarang bukanlah jalanan mulus di mana biasanya kendaraan berjalan. Jalanan yang Mira lalui adalah jalanan terjal yang kadang harus naik, harus turun, dengan banyak halangan seperti pepohonan dan batuan.