“Ibu!” Mira kecil yang sedang makan bersama dengan Rahayu, memanggil Rahayu dengan suara manjanya.
“Kenapa, Mira sayang?”
“Mira ingin main di panti lagi.”
“Lagi?” Rahayu terkejut mendengar permintaan Mira kecilnya. “Kan baru tiga hari yang lalu kamu ke sana, sayang. Kenapa kamu kerasan di sana, sayang?”
“Temennya banyak, Bu.”
“Cuma itu aja?” tanya Rahayu lagi.
Mira menggelengkan kepalanya sembari mengambil makanan dengan sendok kecilnya. “Ada Mas Arya juga.”
Rahayu langsung tersenyum mendengar ucapan putrinya. “Kenapa dengan Arya? Kamu suka punya kakak laki-laki kayak Arya, Mira?”
Kali ini Mira menganggukkan kepalanya. “Ehm, Mira suka, Bu. Kata temen-temen, punya Mas itu keren, Bu.”
Menyadari jika Mira cukup menyukai Arya, Rahayu jelas merasa sangat senang. Rahayu yang sudah punya rencana tersendiri tentang masa depan Mira, merasa keadaan ini adalah persetujuan Tuhan akan rencananya.
“Kamu mau ikut Ibu, Arya?”
“Ikut Ibu, maksudnya?” Arya kecil yang tidak paham dengan arti kata ikut, bertanya pada Rahayu sembari bermain dengan Mira.
“Ikut tinggal dengan Ibu dan Mira. Kalo kamu ikut Ibu, kamu akan tinggal dengan Ibu dan Mira, dan kita akan jadi keluarga. Kamu mau, Arya?”
Arya yang terkejut mendengar tawaran itu. Arya sama sekali tidak menyangka bahwa akan datang kesempatan seperti ini tidak lama setelah dirinya kehilangan keluarganya. Tadinya Arya berpikir bahwa dirinya akan tinggal di panti asuhan untuk waktu yang lama. Tapi siapa yang akan menyangka jika keberuntungan berpihak pada Arya di mana ada keluarga lain yang menginginkan dirinya.
“Saya beneran boleh ikut tinggal dengan Ibu dan Mira?” Arya bertanya dengan mata berkaca-kaca menahan air matanya yang hendak jatuh menetes di wajahnya. “Saya beneran boleh ikut Ibu dan Mira?”
“Ya, boleh. Mira juga suka sama kamu, Arya. Maka dari itu, Ibu ingin ngajak kamu buat tinggal sama kami sebagai kakak Mira. Kamu mau?”
*