Suara rintihan terdengar dari dalam rumah tua itu, mereka yang berjalan di luar melewati rumah itu mengabaikan apa yang mereka dengarkan. Mereka seolah tidak peduli dengan apa yang mereka dengarkan dan tetap melajutkan perjalanan tanpa rasa bersalah.
Jalanan Pagi itu ramai karena hari Minggu, yang mana pada hari Minggu setiap pagi orang-orang akan berolahraga, mulai dari jalan santai, senam dan lainnya. Anak-anak berlarian, para remaja bersepeda, orang dewasa berjalan santai menuju lapangan.
Minggu hari yang di nantikan semua orang, hari libur yang di nantikan anak-anak karena libur sekolah, hari libur bekerja, mereka dapat berlibur setelah menjalani rutinitas yang mereka lakukan seminggu. Para pedagang sarapan pagi itu telah membuka warungnya, sebagian pedagang mendorong gerobaknya ke dekat lapangan, begitu juga penjual mainan, mereka telah mengeluarkan mainan-mainan yang mereka bawa, membuat anak-anak berdiri mengelilingi penjualnya.
Senam akan di mulai lapangan dipenuhi anak-anak, remaja dan orang-orang dewasa, hiruk-pikuk di tengah lapangan pemandu senam telah berteriak dengan pengeras suara untuk membentuk barisan.
Musik dimulai lapangan yang riuh menjadi tenang, hanya ada suara musik yang terdengar, barisan yang awalnya sulit diatur perlahan menjadi rapi, para pedagang membawa dagangan mereka menjauh dari area lapangan. Dan anak-anak duduk di tepi lapangan melihat orang-orang senam, mereka tidak mengikuti senam karena menurut mereka lebih baik bermain dari pada senam, ada beberapa dia antara anak-anak lainnya mengikuti senam sebab mereka dipaksa oleh orang tuanya untuk mengikuti senam tersebut.
Pagi yang cerah senam pagi berjalan lancar, tidak seperti Minggu sebelumnya, waktu itu hujan deras mengguyur kota dari subuh, aktivitas senam dan lainnya tidak berjalan, dan bahkan tempat wisata sepi pengunjung karena mereka tidak bisa keluar rumah.
Setelah aktivitas jalan pagi selesai, warung kopi dipenuhi bapakbapak dan pemuda-pemuda, sedangkan tempat sarapan pagi dipenuhi oleh Ibu-ibu dan anak-anak mereka, dan sebagian yang lainnya mengantre demi membeli sebungkus bubur ayam yang sudah populer di kota itu.
Pagi itu disambut bahagia oleh sebagian orang, melepas penat selama seminggu bekerja, mereka menyempatkan diri untuk berlibur, memang tidak semua orang bisa berlibur di hari Minggu, masih ada beberapa orang yang masih melakukan aktivitas seperti biasanya, dan bahkan para pedagang memanfaatkan hari Minggu untuk berjualan karena hari ini Minggu pasar-pasar dan tempat-tempat wisata di padati pengunjung. Hari libur dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pedagang untuk menjual barang-barang dagangannya.
Taman kota sudah di penuhi pengunjung, para pedagang mainan mencari kesempatan berjualan, mereka menawarkan mainan-mainan yang mereka jual ke anak-anak kecil, orang tuanya tidak membolehkan anaknya untuk membeli mainan itu karena menurut mereka lebih baik membeli makanan dari pada mainan, para pedagang mainan tidak putus asa mereka berusaha untuk membujuk anak-anak kecil, mereka memberikan mainan itu ke tangan anak-anak yang tertarik dengan mainan yang mereka jual, terpaksa orang tuanya membelikan mainan itu. Kesempatan ini yang di cari para pedagang.