Sebelum, saat dan setelah kamu pergi.

Oleh: Aliyya Prayitno

Blurb

Sejak dari awal jalan pikiranku lah merepotkan, Bandung tetaplah manusia aneh tapi mengasikkan seperti yang kukenal beberapa tahun lalu. Tidak ada yang berubah karena memang tidak ada alasan untuk dia bisa berubah. Antara senyum manis yang senantiasa ingin kucuri, cerita thriller, nonton di bioskop. Aku hanya bisa selalu mengenang nya, karena aku tidak punya pilihan selain tetap mengenang. Untuk melupakan, sudah kubuang jauh-jauh pikiran itu. Bandung terlalu istimewa untuk ku lupakan. Pada setiap detik pertemuanku dengan Bandung, aku bersyukur Semesta mengirimmu secara tiba-tiba walaupun imbalannya dia harus membuatmu benar-benar hilang disisa umurku.
Apa kabar? Aku yakin kamu sedang berbahagia, mungkin saja juga mengejekku karena tiap malam menangis merindukanmu. Kamu akan selalu menjadi Bandung yang sangat berani mengajakku bicara seakrab itu dan membuatku senang saat duduk di jok belakang motormu. Terima kasih, sudah menerbitkan pelangi yang bahkan sudah lupa akan warnanya.


Salam hangat,

Aini

Lihat selengkapnya