Sebelum Titik

Kartini NRG
Chapter #8

She takes the first step

Setelah Ara memberitahu Tris bahwa ia setuju untuk bekerjasama dengan Greytoon, Tris langsung menetapkan pertemuan secepat mungkin; besok siang. Tris menyarankan pertemuan di Greytoon selain untuk tanda tangan kontrak, ia juga ingin memperkenalkan langsung aplikasi monitoring yang digunakan oleh penulis, editor, dan komikus di Greytoon, sekalian juga agar Ara tahu harus ke mana kalau misal mencari Tris dan Wiki nanti. Meski Ara dipekerjakan secara kontrak dengan cara remote dari rumah, tapi Ara tetap diwajibkan untuk sesekali ke Greytoon untuk diskusi tatap muka demi menjaga kredibiltas mereka.

KTH Tower menjulang di tengah kota Bandung dan menjadi salah satu gedung tinggi yang banyak diminati oleh start up karena lokasinya serta fasilitasnya yang konon sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rata-rata pengusaha muda yang baru memulai usahanya dan membutuhkan kantor.

Ara sampai 30 menit lebih awal sekadar untuk memberi ruang pada dirinya agar bisa lebih santai dan mengenal lapangan. Tapi sialnya, Wiki juga datang 30 menit lebih awal. Mobil Wiki parkir di samping mobil Ara, seolah semesta tidak punya skenario lain yang lebih nyelekit lagi.

Good to see you here,” sapa Wiki begitu ia dan Ara turun nyaris bersamaan dari mobil masing-masing. Ara melirik sekilas ke tempat Wiki berdiri sambil memicingkan mata karena silaunya matahari siang itu. Hari ini Wiki memakai kaos hijau army bertuliskan tulisan katakana yang Ara sudah tidak ingat bagaimana cara membacanya—padahal saat SMA dulu Ara adalah salah satu ace di kelas bahasa jepang. Jins belel masih menemani kaos itu. Berbeda dengan kemarin, hari ini rambut hitam nan licin Wiki dibungkus topi hitam polos. Karena Ara lebih pendek 10cm dari Wiki, ia masih tetap bisa melihat mata Wiki di balik topinya. Berkat topinya itu, Wiki jadi bisa melihat Ara tanpa susah payah mengernyit seperti yang Ara lakukan.

"Not good to see you this soon,” Ara harus menutupi matanya dengan tangan untuk bisa melihat ke jalan di depannya. Ketika Ara mulai melangkah, Wiki mengikutinya.

“Panas banget ya,” Wiki tidak membalas perkataan sarkas Ara, melihat gelagat cewek itu, Wiki mencopot topinya dan menyodorkan topi itu ke Ara.

“Mau pakai ini, Ra?”

Karena diajak ngomong, mau tidak mau Ara menatap Wiki. Dan sialnya, cowok itu sedang mengacak-acak rambutnya yang mungkin lepek karena habis terjebak di bawah naungan topi selama beberapa saat. Dan pemandangan itu, sungguhlah mengganggu untuk debar jantung Ara. Terik matahari malah membuat Wiki tampak lebih menyilaukan. Ara berusaha keras untuk tidak mematung di tempat dan terbengong menatap Wiki—mungkin dengan mulut yang sedikit terbuka.

Secepat kilat, Ara mengambil topi di tangan Wiki yang disodorkan padanya dan memakaikan kembali ke kepala Wiki. Meski harus berjinjit sedikit, Ara berhasil melakukannya.

“Kamu aja yang pakai,” kata Ara sebelum ia berlari menuju pelataran KTH Tower, tempat Greytoon bernaung di lantai sembilan belasnya. Di belakangnya, Wiki mengejar dengan langkah lebar.

“Kenapa sih? Takut bau ya?”

“Nggak, lebih cocok kamu aja yang pakai,” dan lebih aman untuk benteng pertahananku juga, please lah wik, mohon Ara.

Memasuki pintu utama, pandangan Ara langsung menangkap lobi yang luas dan hibuk oleh orang yang berlalu-lalang. Setiap orang terlihat memakai tanda pengenal yang terkalung di leher mereka, namun Ara tidak bisa mengamati mereka dari perusahaan mana saja sebab mereka berjalan dengan lumayan cepat. Kebanyakan dari orang-orang itu tampak seumuran atau bahkan lebih muda dari Ara—dan tampilan itu membuat mereka semua tampak keren di mata Ara.

Wiki melihat Ara yang selama beberapa saat mematung di tempatnya. Tampak bingung ingin melangkah ke mana. Lobi KTH Tower menjelang jam makan siang memang selalu ramai. Wiki melangkah ke samping Ara dan menunjukkan lokasi resepsionis lobi yang berada di sisi kiri gedung.

Sesampainya di resepsion, seorang resepsionis segera melayani Ara dengan menanyakan tujuan serta memberikan kertas formulir dan buku tamu untuk diisi.

“Sekalian tulisin namaku, Ra.”

Malas berdebat, Ara menuruti perintah Wiki. Resepsionis memberikan kartu kepada Ara. Dan saat hendak memberikannya kepada Wiki, resepsionis itu terpaku sejenak. Resepsionis itu sepertinya ingin mengatakan sesuatu tapi Wiki buru-buru mengambil kartu tamunya dan mengucapkan terima kasih dengan lantang. Matanya bergerak memberikan kode yang langsung membuat si resepsionis hanya bisa tersenyum dan membungkuk hormat. Ara yang menyaksikan itu mengerutkan kening, bingung.

“Kamu kerja onsite, ternyata? Kayaknya resepsionisnya udah kenal kamu deh.”

“Entar juga kamu bakal ketagihan kerja onsite. Di sini device-nya bagus-bagus soalnya,” jawab Wiki sambil terus memandu Ara menuju deretan lift di sisi kiri gedung.

Begitu lift sampai di lantai 19 dan pintu lift terbuka, mata Ara langsung di sambut oleh interior yang warna warni.

“Wah,” mata Ara membelalak, kepalanya mendongak dan kemudian melihat ke kanan-kiri. Dalam hati ia berteriak histeris yang dengan susah payah ia sembunyikan. Potongan-potongan gambar komik yang dilukis di tembok membuat suasana jadi ngomik banget. Di pintu masuk, ada dua figur entah dari komik mana yang ukurannya lebih besar dari manusia asli, seolah menyambut mereka. Senyum tak kunjung lepas dari wajah Ara bahkan saat ia menempelkan kartu pengunjungnya ke sisi kiri pintu dan pintu otomatis terbuka lebar. Wiki mengikuti langkah Ara dengan senyum bangga.

Belum cukup sampai situ, bagian dalam Greytoon lebih wah lagi. Awalnya terlihat berantakan karena banyak meja yang berbaris dan ornamen di tembok yang meriah. Tapi setelah dilihat lagi, semuanya tertata cukup rapi dan berpola. Ada dua koridor di kanan dan kiri. Ada ruangan yang dibatasi kaca, di dalamnya beberapa orang sibuk dengan PC masing-masing. Tidak ada yang tampak mengerutkan dahi, mata mereka tampak berbinar, dengan senyum di wajah sambil sibuk menggambar di layar.

“Studio komik emang secantik ini ya, Wik?” tanya Ara setelah memastikan Wiki masih berdiri di sampingnya. Mau tak mau ia merasa harus mengutarakan betapa ia menyukai desain dari kantor Greytoon ini. meskipun itu hanya ke Wiki yang mungkin sama tidak tahunya dengan Ara siapa dalang di balik desain yang unik sekaligus fresh ini.

“Nggak juga. Ada yang modelnya serius, minimalis, ada juga yang di kontrakan sempit. Greytoon cuma beruntung aja bisa jodoh sama KTH Tower ini. Tapi biasanya orang yang dateng komentar awalnya bukan, wah tapi lah kayak TK,” Wiki meringis seolah mengingat-ingat orang yang pernah mengatakan itu dan entah kenapa membuat Wiki agak tersinggung layaknya dialah si empunya desain.

“Berarti seleraku masih anak TK banget, dong. Aku suka yang kayak gini soalnya.”

“Selera kita sama, berarti,” kata Wiki cepat.

“Jangan-jangan kamu ngelamar kerja di sini karena suka interiornya, ya?” Ara menatap Wiki dengan alis dinaikkan penuh selidik.

Wiki mengedikkan bahu, “ya, salah satunya,” Wiki menutup kalimatnya dengan senyum terkulum.

Lihat selengkapnya