Tiap kali ia berusaha untuk berhenti menangis, sesak di dadanya semakin menjadi, memancing tangisnya untuk kembali terisak. Ara masih duduk di depan ruang operasi saat seorang suster datang dan membawakan barang-barang milik Wiki.
Karena menjadi satu-satunya orang yang tampaknya mengenal Wiki, Ara diarahkan untuk naik ke ambulans dan menemani Wiki sampai ia dilarikan ke ruang operasi. Di kepala Ara, semuanya terjadi begitu cepat. Gerakannya tadi seolah dipandu oleh insting semata. Begitu kesadarannya pulih, ia sudah duduk di depan ruang operasi dengan tangan yang bersimbah darah, begitupun dengan beberapa bagian di jaketnya. Belanjaan dari Aigomart entah sudah tergeletak di mana.
Ara menerima barang-barang Wiki yang disatukan dalam plastik oleh pihak rumah sakit. Hanya ponsel, dompet, dan tas yang Ara cukup ingat modelnya sering tersampir di bahu Wiki. Saat itulah ponsel Wiki berdering, panggilan dari Tris.
Ara mengangkatnya dan mengatakan secara singkat apa yang terjadi. Jelas sekali Tris langsung panik dan berjanji akan menyusul ke rumah sakit. Begitu telepon ditutup, foto lock screen ponsel Wiki mencuri perhatian Ara. Di sana, terpajang fotonya dan Wiki yang mereka ambil ketika SMA dulu. Baju hitam mereka berdua mengingatkan Ara pada baju perstauan kelasnya untuk menyambut perlombaan dan pentas musik sekolah. Hati Ara semakin remuk menyadari bahwa Wiki masih menyimpan foto itu, bahkan menjadikannya lock screen. Sejauh mana ketulusan seorang Wiki untuk Ara? Apakah selama ini ia juga memikirkan Ara seperti Ara memikirkannya? Apakah Wiki juga pernah memimpikan Ara saking rindunya?
Pertanyaan-pertanyaan itu mengalir dengan deras di benak Ara dan membuat tenggorokannya semakin tercekat akan kepedihan di dada. Air mata yang hangat kembali berjatuhan di pipinya.
Tris muncul dengan penampilan yang kontras dengan biasanya. Rambut yang diikat asal-asalan, kaus kasual dan celana jins dipadukan dengan sendal jepit. Napas Tris memburu, ia menatap Ara penuh tuduh. Bagaimana pun, lokasi kecelakaan Wiki mengungkapkan bahwa ia pasti ingin menemui Ara makanya ia malah berada di daerah itu di pukul 10 malam.
Tris dan Ara menunggu proses operasi dalam diam setelah Tris memberitahukan bahwa ia sudah menghubungi orangtua Wiki dan mereka sudah dalam perjalanan. Kemungkinan akan sampai besok dini hari.
[]
Ara termenung di depan rak bukunya. Matanya sibuk mencari buku yang bisa menemani dirinya yang kelam sementara pikirannya tidak bisa mencerna apa saja judul-judul buku yang ada di depannya. Ara merasa tidak punya bacaan yang bisa mngalihkan pikirannya dari Wiki. Akhirnya Ara menyerah dan duduk di sofa. Menatap bantal sofa yang berwarna krem, yang pernah dijadikan Wiki sebagai bantal saat menginap di sini. Ara berbaring, mengikuti postur tubuh Wiki saat itu. Hatinya kembali sesak. Air mata dengan cepat mengalir dari mata dan bergerak melalui hidungnya, kemudian menggantung di telinga kirinya. Tangis itu semakin deras sampai bahu Ara berguncang dan bantalnya basah.
Ara menangis sampai tertidur. Ponsel Ara berdering, telepon dari Tris. Ara tidak mengangkatnya. Setelah panggilan itu berakhir, sebuah chat masuk.
Wiki udah sadar, tapi masih butuh perawatan intensif. Obliviate hiatus dulu ya, Ra.