Sebelum Toga di Bawah Awan

Leni Juliany
Chapter #6

Chapter 6 : Kembali Memendam

Sebenarnya memendam rasa dalam diam dan perasaan bertepuk sebelah tangan sudah biasa bagi Nia. Tapi kali ini beda, lebih sakit, kenapa? Alasannya adalah ... harapan. Harapan yang sebelumnya menggebu-gebu dalam hati ditambah bayangan masa depan, hampir goyah oleh satu kenyataan. Memang dia hanya pacar, tapi Nia sudah berharap kalau Fahri itu laki-laki saleh yang akan melamarnya kelak. Apakah Fahri nantinya melamar pacarnya? Atau Nia yang akhirnya terpilih? Entah.

Sebelum Nia tahu tentang pacar Fahri, dia selalu membayangkan masa depannya bersama laki-laki tampan itu. Hampir tiap hari dia mendengarkan musik romantis dalam kamar sambil senyum-senyum sendiri. Saat ini Nia merasa bersalah dengan dirinya sendiri.

"Ya Allah maafkan Nia, maaf karena terlalu berharap kepada manusia dan tidak pandai menjaga pandangan dan tingkah," doa Nia setelah salat tahajud sambil menengadahkan tangan, air matanya sedikit demi sedikit menetes membasahi mukenanya.

Ya Allah maafkan hamba, karena selalu membayangkan dia juga.

Ya Allah hamba masih mencintai Fahri, ini bukan sekedar kagum lagi ya Allah. Tidak ada yang tidak mungkin jika engkau berkehendak. Jika memang Fahri baik untuk dunia dan akhirat hamba, hamba mohon jodohkanlah kami. Tapi jika tidak baik, tolong hilangkanlah perasaan cinta ini, Aamiin.

Hari-hari Nia lewati bersama kecemburuan, kecemasan dan overthinking. Walaupun perasaan ceria itu punah, doa-doa Nia akan tetap singgah. Entah seperti apa akhirnya, Nia yakin semua akan baik-baik saja.

Bagaimana kalau dia bukan jodohku ya?

Bismillah, semua akan baik-baik saja.

Dibalik itu semua, ada pula rasa syukur yang pantas Nia rasakan.

Alhamdulillah, aku jadi banyak berdoa dan berharap lebih banyak kepada Allah. Karena ketika kecemasan itu datang, keyakinan kepada Allah pun ikut berperan.

Alhamdulillah, aku jadi bisa lebih hati-hati lagi saat menilai orang.

Alhamdulillah, rasa sedih ini bisa menghapus dosa.

Tanggal yang spesial bagi Lulu. Betul, tepat pada tanggal 7 Februari Lulu ulang tahun. Beruntung banget ... karena ulang tahunnya di hari Minggu. Gak tanggung-tanggung, dia mengundang semua teman kelas A untuk makan-makan lagi di rumahnya. Lulu termasuk mahasiswa yang dekat dengan siapa aja, tidak fokus pada 1 cricle saja. Sementara Nia memiliki 2 teman dekat, yaitu Dela Kasmira berkaca mata bulat yang sering mengajak Nia main ke kosannya, dan Amel si putih imut yang sering satu kelompok dengan Nia.

Eh malah bahas pertemanan. Yuk kembali bahas perasaan, eh makan-makan.

Hampir semua mahasiswa-mahasiswi hadir, termasuk Fahri. Ada perasaan senang dalam hati Nia, tapi saat di tengah-tengah kegiatan ....

"Widih Ri, sejak kapan lo pake itu?" tanya Anton.

"Sejak dulu lah."

"Kok gak pernah lihat gue," sambung Aldi.

"Kemarin-kemarin pernah berhenti, karena tadinya emang mau niat berhenti, eh gak kuat sama godaan cricle wkwk."

"Yoi ...," respon Aldi, so hoki.

Sembari makan seperti yang lain, Nia mencoba terlihat biasa-biasa saja, walau pertanyaan itu menghampirinya.

Ya Allah ... kok Fahri suka nge-vape sih? Apa aku move on aja ya?

Enggak ah, siapa tahu nanti dia bisa berubah, kaya berat ih mau move on tuh.

***

Untuk menghindari berpikir berlebihan tentang Fahri, Nia kembali fokus pada hobinya. Mulai dari menulis, menjadi dropshipper, sampai latihan bernyanyi secara autodidak. Sudah dua minggu lebih dia menjalankan hobinya itu, yang bisa dilakukan di rumah saja pakai aplikasi canggih zaman sekarang. Dia sadar, di usianya yang masih, seharusnya dia sibuk pada hobinya bukan mencoba mencari pengganti Fahri. Akhirnya di pertengahan semester 2, ada open recruitment UKM Paduan Suara.

Lihat selengkapnya