Sebelum Toga di Bawah Awan

Leni Juliany
Chapter #8

Chapter 8: Fokus UKM

"Ya Allah mudah-mudahan ada angkot, biasanya juga ada kok."

Padahal masih pukul 16.30, tapi angkot belum juga lewat, mungkin karena suasana terlihat lebih gelap dari sebelumnya. Untung tidak hujan, hanya mendung saja. Sementara teman-teman Nia sudah pada pulang.

Tidak ada salju tidak ada petir, Arman tiba-tiba berhenti di hadapan Nia.

"Udah ngampus De? Pulannya kemana?" tanya dia tanpa membuka helm.

"Ke jalan Setia A."

"Oh ... mau ikut bareng gak? Kebetulan Aa juga lewat situ."

"Emang Aa rumahnya di mana?"

"Sukasirna."

"Oh ... Dekat berarti A"

"Iya, Gimana?

"Boleh A?"

"Boleh, ini helmnya kebetulan bawa 2, buat jaga-jaga "

Nia menerima helm dengan sopan.

"Makasih ya A."

Arman hanya membalas dengan senyum tulus dan anggukan pelan.

Nia yang memakai celana kulot hitam, memutuskan untuk duduk nyerong. Tangannya memegang pegangan jok belakang. Nia gak berani pegang pinggang Arman, walaupun Arman pakai jaket parasut abu yang cukup tebal.

Di tengah-tengah perjalanan ramai kendaraan dan di atas langit sore yang sekarang tidak begitu mendung, Arman membuka pembicaraan tanpa Nia duga sebelumnya.

"Ikut UKM apa aja De?"

"Kalau sekarang mah baru PADUS A."

"Gak ikut UKM Digital Marketing ?"

"Mau si A, tapi belum ada open recruitment-nya ya A?"

"Oh iya Aa belum bikin, soalnya lagi fokus sama tugas kelas dan pekerjaan, secepatnya Aa bikin pampletnya, nanti ikutan ya."

"Siap A."

Hening, tidak ada percakapan lagi. Yang ada malah gerimis berujung hujan. Dengan cepat Arman membelokkan motornya ke masjid dekat indomart.

"Basah semua ya?"tanya Arman sembari membuka jaketnya, saat mereka sudah berteduh di teras masjid. Terlihat nama Muhammad Arman di name tag-nya

"Oh ... jadi A Arman staf PMB juga?" jelas Nia dalam hati, tak sengaja melihat name tag -nya.

"Hampir basah semua A."

"Gak apa-apa kan kita berteduh dulu di sini? Gak bawa jas hujan soalnya, tenang di sebelah kita ada orang lagi kok."

"Iya gak apa-apa A."

"Tapi Mamahnya kasih tahu dulu, takut khawatir."

"Iya A, ini mau di chat."

Mereka pun duduk di teras masjid, bersama orang lain yang sama-sama menunggu hujan reda.

Kedua manusia yang dipertemukan tanpa sengaja itu sekarang malah saling diam, sambil sesekali memandang hujan sesekali cek ponsel, sampai tidak terasa azan magrib berkumandang.

"Mau salat dulu, hayu," ajak A Arman, seraya berdiri.

"Iya A, mau."

Alhamdulillah selesai salat dan zikir, tinggal gerimis kecil yang turun.

"Mau lanjut?"

"Iya A gak apa-apa, lanjut aja kalau boleh."

"Tapi masih gerimis, gak apa-apa?"

"Gak apa-apa A kalau Nia mah, terserah kalau Aa."

"Hayu aja."

Mereka melanjutkan perjalanan, sampai akhirnya tiba di depan rumah Nia pada pukul 18.30. Untung tadi Mirna WA-nya online, jadi Nia bisa memberi kabar.

Nia berterima kasih kepada Arman, kemudian dibalas dengan anggukan juga senyuman. Lagi dan lagi, mata bulatnya ikut tersenyum ramah.

***

Akhirnya open recruitment UKM Digital Marketing launcing juga. Kebetulan padus sudah jarang latihan karena pembinanya sibuk.

"Maaf ya untuk kali ini padus off dulu, kembali aktifnya gak tahu kapan, nanti diinfokan kembali," jelas pak Doni dalam chat tadi malam.

Tanpa berpikir panjang, Nia langsung mengisi google form UKM Digital Marketing yang dikirimkan di grup broadcast kampus. Nia berharap dengan mengikuti UKM tersebut, bisa membuatnya sukses berbisnis dan membahagiakan orang tua di usia muda, sebelum lulus kuliah. Dan ... Nia akan lebih fokus untuk memperjuangkan semua itu.

Setelah beberapa hari merasakan kegalauan karena cintanya tak terbalas. Akhinrnya Nia memutuskan ingin meluapakan Fahri

Semoga harapanku tercapai dan bisa melupakan Fahri.

***

Sabtu siang dengan cuaca yang tidak begitu panas, Nia dan Amel beserta mahasiswa-mahasiswi lainnya menunggu ketua UKM Digital Marketing di depan lab komputer. 10 menit kemudian, Arman datang membawa kunci bersama tas ransel hitamnya.

"Udah lama ya?"

"Enggak A," jawab Amel.

Arman tidak sendiri, di belakangnya ada kakak tingkat Digital Marketing juga, yaitu Andre dan Farrel.

"Yuk masuk," ajak Arman sembari membukakan pintu.

Terlihat ruangan lab komputer pada umunya. Suasannya sejuk karena terpasang AC. Tidak lupa, pengharum ruangan jeruk menjadi pelengkap kenyamanan semuanya.

Arman duduk di depan peserta bersama Farrel, kemudian menyalakan laptop hitamnya. Sementara Andre ke belakang adik kelasnya, untuk memotret kegiatan.

"Silakan yang gak bawa laptop boleh menyalakan komputernya," ucap farrel.

Lihat selengkapnya