"Ya Allah mudah-mudahan ada angkot, biasanya juga ada kok."
Padahal masih pukul 16.30, tapi angkot belum juga lewat, mungkin karena suasana terlihat lebih gelap dari sebelumnya. Untung tidak hujan, hanya mendung saja. Sementara teman-teman Nia sudah pada pulang semua.
Tidak ada salju tidak ada petir, tiba-tiba Arman menghentikkan motornya tepat di hadapan Nia.
"Udah ada mata kuliah De?" tanya Arman tanpa membuka helm.
"iya A," jawab Nia, sopan
"Pulannya kemana?"
"Ke Jalan Setia A."
"Oh ... mau ikut bareng gak? Kebetulan Aa juga lewat jalan itu."
"Emang Aa rumahnya di mana?"
"Di Sukasirna."
"Oh ... Dekat berarti ya A"
"Iya, Gimana?
"Boleh A?"
"Boleh, ini helmnya kebetulan bawa 2."
"Serius A?"
"Serius De, hayu."
Nia menerima helm tersebut dengan perasaan sedikit tidak enakkan.
"Makasih ya A."
Arman hanya membalas dengan senyum tulus dan anggukan pelan.
Nia yang memakai celana kulot hitam, memutuskan untuk duduk menyamping. Tangannya memegang jok belakang. Nia tidak berani menyentuh pinggang Arman, padahal dia memakai jaket parasut abu yang cukup tebal.
Di tengah-tengah perjalanan ramai kendaraan dan di atas langit sore yang sekarang tidak begitu mendung, Arman membuka pembicaraan tanpa Nia duga sebelumnya.
"Ikut UKM apa aja De?"
"Kalau sekarang mah baru PADUS A."
"Gak ikut UKM Digital Marketing ?"
"Mau si A, tapi belum ada open recruitment-nya ya A?"
"Oh iya Aa belum bikin, soalnya lagi fokus sama tugas kelas dan pekerjaan, secepatnya Aa bikin pamfletnya, nanti ikutan ya."
"Siap A."
Hening, tidak ada percakapan lagi. Yang ada justru gerimis berujung hujan. Dengan cepat Arman membelokkan motornya ke masjid dekat Indomaret.
"Basah semua ya?"tanya Arman sembari membuka jaketnya, saat mereka sudah berteduh di teras masjid. Terlihat nama Muhammad Arman di name tag-nya
Oh ... jadi A Arman staf PMB juga?
"Hampir basah semua A."
"Gak apa-apa kan kita berteduh dulu di sini? Gak bawa jas hujan soalnya, tenang di sebelah kita ada orang lagi kok."
"Iya gak apa-apa A."
"Tapi Mamahnya kasih tahu dulu, takut khawatir."
"Iya A, ini mau di-chat."
Mereka pun duduk di teras masjid, bersama orang lain yang sama-sama menunggu hujan reda.
Kedua manusia yang dipertemukan tanpa sengaja itu sekarang malah saling diam, sambil sesekali memandang hujan sesekali cek ponsel, sampai tidak terasa azan magrib berkumandang.
"Mau salat dulu, hayu," ajak A Arman, seraya berdiri.
"Iya A, mau."
Alhamdulillah selesai salat dan zikir, tinggal gerimis kecil yang membasahi jalanan.
"Mau lanjut?"
"Iya A gak apa-apa, lanjut aja kalau boleh."
"Tapi masih gerimis, gak apa-apa?"
"Gak apa-apa A kalau Nia mah, tapi gimana Aa si."
"Hayu aja."
Mereka melanjutkan perjalanan, sampai akhirnya tiba di depan rumah Nia pukul 18.30. Untung tadi WhatsApp Mirna online, jadi Nia bisa memberinya kabar.
Nia berterima kasih kepada Arman, kemudian dibalas dengan anggukan juga senyuman. Lagi-lagi, mata bulatnya ikut tersenyum ramah.
***
Akhirnya open recruitment UKM Digital Marketing launcing juga. Kebetulan paduan suara berhenti duly, karena pembinanya sibuk.
Maaf ya untuk kali ini paduan suara off dulu, kembali aktifnya tidak tahu kapan, karena Bapaknya ada kegiatan-kegiatan lain yang tidak bisa ditinggalkan, nanti diinfokan kembali ya. Terima kasih yang masih semangat sampai saat ini. Sekali lagi mohon maaf.
Tanpa berpikir panjang, Nia langsung mengisi formulir online UKM Digital Marketing yang dikirimkan di grup broadcast kampus. Nia berharap dengan mengikuti UKM tersebut, bisa membuatnya sukses berbisnis dan membahagiakan orang tua di usia muda, sebelum lulus kuliah. Dan ... Nia akan lebih fokus untuk memperjuangkan semua itu.
Setelah beberapa hari merasakan kegalauan karena cintanya tak terbalas. Akhirnya Nia memutuskan ingin meluapakan Fahri. Sekarang dia sadar, bahwa move on dari masa lalu tidak mesti harus bertemu orang baru. Tetapi Nia akan berusaha menyibukkan diri dengan lingkungan baru.
Semoga harapanku tercapai dan bisa melupakan Fahri.
Sabtu siang dengan cuaca yang tidak begitu panas, Nia dan Amel beserta mahasiswa-mahasiswi lainnya menunggu ketua UKM Digital Marketing di depan laboratorium komputer. 10 menit kemudian, Arman datang membawa kunci bersama tas ransel hitamnya.
"Udah lama ya?"
"Enggak A," jawab Amel.
Arman tidak sendiri, di belakangnya ada kakak tingkat Digital Marketing yang lain juga, yaitu Andre dan Farrel.
"Ayo masuk," ajak Arman sambil membuka pintu.
Terlihat ruangan laboratorium komputer pada umunya. Suasannya sejuk karena terpasang AC. Tidak lupa, pengharum ruangan apel menjadi pelengkap kenyamanan mereka.
Arman duduk di depan peserta bersama Farrel, kemudian menyalakan laptop hitamnya. Sementara Andre ke belakang adik kelasnya, untuk memotret kegiatan.
"Silahkan buka laptopnya, yang gak bawa boleh memakai PC yang sudah disiapkan," jelas Farrel.
"Baik Kang ...."
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," salam Arman sembari berdiri.