Sebelum Toga di Bawah Awan

Leni Juliany
Chapter #18

Chapter 18: Karya Baru

Beda masa, beda orangnya, itu kata kebanyakan orang. Sudah hampir 1 pekan grup Berkah Berkarya tidak aktif, membuat Nia terkadang merasa kesepian, dan rasa bosan kerap kali melanda. Belum lagi sosok Arman kembali menghantui pikirannya.Walau begitu, Nia tidak berhenti untuk berkarya. Dia masih menulis satu skrip film di Kwikku yang dulu pernah tertunda. Dia juga mengikuti beberapa akun Instagram yang selalu memposting tips-tips menulis. Baru saja Nia mengikuti akun Instagram Kwikku, alhamdulillah dia sudah mendapat kabar menarik.

"Apa aku ikutan aja ya kompetisi menulis novel berdasarkan kisah nyata? Tapi belum tahu idenya apa," ucap Nia sambil melihat salah satu postingan Kwikku.

Semoga nanti dapat ide yang cocok, untung terakhir pengumpulannya masih lama, jadi aku bisa berpikir dulu.

Kalau sampai Nia ikutan, berarti itu adalah novel pertama yang dia buat. Sebenarnya dia pernah mengikuti webinar menulis novel dan beberapa kali belajar secara otodidak, tapi belum pernah dia menulis novel sampai chapter terakhir. Dia pernah menulis novel, tapi terhambat rasa malas dan writer's block, sehingga tidak sampai tamat. Dia lebih suka menulis yang singkat-singkat saja.

Seolah Allah mendukungnya menjadi penulis novel. Baru saja dapat informasi kompetisi dari Kwikku, Nia malah mendapat kabar bagus juga dari akun Instagram Kata Kita Publishing.

"Wah ... pengen menerbitkan novel ...."

Betul, Kata Kita Publishing baru saja memposting penawaran terbit novel gratis, dengan ketentuan yang sudah ada di caption.

Sebenarnya bisa saja cerpen dan skrip yang sudah Nia tulis dijadikan novel, tapi dia belum menemukan alur yang pas, takutnya writer's block lagi. Sayang waktu dan tenaganya.

Sebelum Nia menemukan ide, hari-harinya dia isi dengan menulis skrip berserta tipsnya. Dia juga belum libur kuliah.

Sedangkan dalam segi ilmu agama, sekarang Nia selalu belajar di webinar online bedah Al-Qur'an, yang sering diadakan setiap pagi oleh komunitas online Cinta Alqur'an. Sebenarnya sia ingin belajar agama secara langsung, namun UKM rohis sudah lama tidak melaksanakan kegiatan.

Padahal buku, tontonan, dan webinar yang sering Nia ikuti selalu mengajarkan keikhlasan. Tapi entah kenapa dia masih sakit hati saat membayangkan Arman nikah dengan orang lain. Yang bisa Nia lakukan saat teringat Arman adalah berdoa dan yakin semua akan baik-baik saja.

Ya Allah, semoga akhir cerita hamba dengan A Arman tidak menyakiti siapa pun Aamiin.

Selain berdoa, Nia juga menyempatkan diri untuk berbicara sesuatu pada Amel usai pulang kuliah.

"Mel kalau kamu tahu Aa jadinya sama yang lain, jangan kasih tahu aku ya, aku mau ikhlas dulu."

Seperti sudah mengerti kalau temannya tidak ingin sakit hati, Amel hanya mengangguk tanpa bertanya kenapa.

Kok Nia sampai sepesimis itu? Pantas, orang pesan WhatsApp terakhirnya saja tidak dibaca sama sekali. Tentu bukan chat yang waktu itu menanyakan tentang bisnis, lebih dari sekedar itu. Nia mengikimkan chat tersebut saat mengetahui kalau Arman suka menyukai postingan salah satu perempuan yang ada di following-nya.

Assalamualaikum A, A punten, cukup baca dan pahami chat ini dari awal sampai akhir, tolong jangan dibalas, cukup balas salam saja.

A Nia cape.

Jujur kalau Aa jadi beda karena fokus sama karir pasti Nia toleransi, tapi kalau alasannya ada perempuan lain Nia lebih baik menyerah. 

Nia kira Aa cuek tuh karena mau menjaga dan bisa fokus sama karir juga, tapi setelah tahu perlakuan Aa ke Teh Mila itu beda, Nia jadi berpikir, oh mungkin karena ini A? Atau memang ada yang lain? Tapi itu semua hak Aa si, Nia gak mungkin ngatur, kan Nia bukan siapa-siapa. bukan istri bukan apa. Nia yakin Aa orangnya baik, kalau benar kaya gitu mungkin ada yang salah dari Nianya atau perasaan Aanya udah berubah, karena Allah mudah dalam membolak-balikkan hati seseorang, kita hanya bisa berusaha. Semoga yg dipikirkan Nia soal Aa ke perempuan lain itu salah, semoga yang benarnya Aa mau menjaga dan fokus sama impian.

Walaupun kita jauh dan bukan siapa-siapa, kita harus tetap saling baik ya A.

Makasih buat semuanya, makasih udah jadi manusia yang selalu bertahan, berdoa dan berusaha. Maaf gak pernah menghibur Aa, karena emang waktunya belum tepat. Selamat berproses sama semua yang Aa inginkan. Tolong jangan balas chat ini A kecuali salam. Jujur Nia belum siap sama semua jawaban Aa. Dan tolong privasi semua story media sosial Aa ke Nia, biar Nia gak kepo dan gangguin Aa lagi. Nia mau belajar ikhlas dan fokus sama diri sendiri. Insyaallah kalau Nia udah ikhlas dan siap, nanti Nia tanyakan kejelasannya gimana.

Entah chat tersebut sudah dibaca atau belum, karena bisa saja centang birunya tidak diaktifkan. Yang pasti, terlihat belum dibaca.

Keesokan harinya, Nia malah melihat status WhatsApp Arman tentang bisnis.

"Kok aku belum diprivate?"

Apa dia baca chat aku, tapi centang birunya dimatikan? Terus dia gak mau aku melupakannya?

Lihat selengkapnya