Sebelum Toga di Bawah Awan

Leni Juliany
Chapter #21

Chapter 21: Toga di Bawah Awan

"Mah, saya mau pindah kerja ke bekasi," jelas Arman sambil memainkan nasi goreng pakai sendok.

Yani menurunkan kembali sendok berisi nasi goreng yang hampir dia makan.

"Kenapa? Kerja di kampus gak nyaman?"

"Nyaman kok Mah."

"Terus kenapa?"

Arman terdiam.

"Gaji di sana lebih besar, lumayan buat modal bisnis dan biaya S2 nanti."

"Emang pekerjaan kamu sekarang gak cukup untuk modal dan kuliah S2?"

Arman menggelengkan kepala.

"Semenjak omzetnya turun, saya jadi butuh modal yang lebih banyak."

Yani mengehela nafas.

"Berarti di sana kamu mau ngekos?"

"Saya mau ikut tinggal di rumah Bapak."

Mamah terdiam lalu menyandarkan punggungnya.

"Sebenarnya, tadinya saya mau ngekos, tapi karena Bapak kemarin mengabarkan kalau dia sakit, jadi sementara waktu saya mau tinggal sama Bapak. Kasihan Mah, kasihan Salsa juga"

"Kemarin Bapak yang telepon atau Salsa?"

"Bapak Mah."

"Kok Salsa gak ngabarin Mamah?"

"Mungkin takut membuat Mamah khawatir."

Mamah kembali menghela nafas.

"Ya sudah, kamu boleh ke sana, jaga diri baik-baik Ya, salam juga buat Salsa sama Bapak."

"Iya, makasih ya Mah."

"Ya sudah cepat habiskan nasi gorengnya, sekarang kamu masih ke kampus kan?

"Iya Mah."

Dengan tekad yang sudah bulat, Arman akan betangkat ke bekasi besok pagi. Dia akan bekerja di salah satu perusahaan WEB yang tidak jauh dari rumah Bapaknya, sembari mencari kampus S2. Sementara untuk ke jenjang pernikahan, dia belum siap. Setelah dia bertanya ke pakarnya, ternyata pernikahan itu butuh banyak persiapan dan pertimbangan, bukan hanya soal cinta-cintaan. Namun, Arman sudah menemukan perempuan yang menurutnya cocok.

Di hari yang cerah ini, Arman akan tetap ke kampus. Bukan untuk bekerja, tetapi hanya ingin berpamitan dengan rekan-rekannya.

Setelah berpamitan dengan rekan-rekannya, Arman mengunjungi salah satu toko buket di dekat taman Dago . Kemudian dia memilih salah satu buket yang bernuansa abu biru, berisi bunga biru dan coklat putih.

"Buat ceweknya ya A?" tanya kasir sambil menyerahkan buket.

Arman hanya tersenyum.

"Ini Teh, ambil aja kembaliannya."

"Wah, terima kasih A, semoga langgeng ya."

Lagi dan lagi, Arman hanya menunjukkan senyum sederhananya

Setelah dari toko, Arman langsung ke rumah sepupunya, untuk menyampaikan sesuatu.

****

Nia tampil berbeda dari sebelumnya di depan cermin kamarnya. Namun senyumnya hanya sekilas. Setelah itu dia merenungkan sesuatu.

"Gimana Teh? Oke?" tanya MUA sambil memasukan makeup ke pouch di belakang Nia.

Nia tersenyum kembali.

"Bagus Teh, makasih banyak ya."

"Alhamdulillah, saya pamit ya Teh, suksea acaranya."

"Aamiin, sekali lagi makasih ya Teh."

"Sama-sama, makasih juga Teh udah manggil saya, hayu Teh, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

MUA keluar kamar, Nia kembali diam dengan wajah sedikit sendu.

Dia datang gak ya?

Lihat selengkapnya