SEBENING SENJA

Tia Dia
Chapter #8

Bab 7 - Antara Sedih dan Bahagia

Kedatangan Rani sama sekali tidak Senja duga, apalagi atas undangan mamanya. 

Ada hal penting apa hingga mama harus mengundang Rani secara pribadi. Tumben banget.

Pikiran Senja makin carut marut. Ia sudah lelah dengan drama dan keributan.

"Makasih, loh, Tan, gelang mutiaranya. Cyntha suka Tante." Suara lembut dan manja yang khas milik Cyntha menerobos rungu Senja.

Cyntha memainkan gelang cantik melingkar di lengan kirinya, seraya melirik serupa bombastic side eyes ke arah Rani. Seolah-olah ingin mengatakan akulah pemenangnya.

Sementara Rani hanya tersenyum kaku.

Suara-suara itu berasal dari arah taman belakang.

Wait! Itu, kan suara Cyntha.

Senja urung mengikuti perintah mamanya sesuai pesan yang dikirim. Apakah Rani juga masih di sana? Setahu dirinya, Rani tak memiliki hubungan baik dengan Cyntha sejak kabar pencalonan dengan Senja merebak. Saat itu Rani sangat memperjuangkan Senja kembali rujuk dengan sang mantan waktu di sekolah menengah atas--Vega. Beberapa kali Cyntha menyatakan keberatannya jika Senja berkumpul dengan Rani dan teman-temannya.

Ah, pusing! Senja mengusap kepalanya kasar. Entah apa yang ingin mamanya ketahui dari Rani. Sementara Cyntha juga berada di sini. Kepalanya mulai berdenyar.

Di balik gorden ruang tengah, Senja mengintai tiga perempuan yang tengah bercengkrama di luar sana.

"Sebentar, ya. Tante panggil Putra dulu." Bu Silvy beranjak dari duduknya.

Duh, penyakit, nih! Hatinya makin berdebum.

"Fadil, Putra mana, ya?" Bu Silvy memburu Fadil yang melintas dari arah ruang tamu, saat tak menemukan Senja di kamar.

"Saya juga ke sini mau cari Pak Putra, Bu."

"Loh, justru itu anak kada da di kamarnya. Gimana kam mau cari dia? Ada jadwal kah hari ini?" Bu Silvy mendengkus kesal dengan kesibukan yang selalu mencuri Putra bungsunya itu.

"Iya, Bu. Mendadak Pak Putra ada pertemuan dengan klien." Fadil menelan ludahnya berat.

"Ini, kan, hari minggu, Dil?"

"Betul, Bu. Kepentingan mendadak."

"Ya, udahlah. Biar saya saja yang ngobrol sama Cyntha dan Rani. Kam cari sendiri, entah di mana anak itu." Bu Silvy kembali melenggang ke halaman belakang.

***

Lihat selengkapnya