Cinta itu sederhana,
Yang rumit itu kamu.
Mencintaimu itu mudah,
Yang sulit adalah membuatmu juga mencintaiku...
Tak akan cukup usiaku,
sementara rindu ini s'makin menusuk dadaku.
Ternyata perasaanmu padaku, biasa-biasa saja.
Penggalan lagu sendu, cukup mewakili perasaan Bening yang tengah dilanda kegalauan. Perasaan rindu kembali datang, saat menyusuri lorong kenangan. Gadis yang hari ini mengenakan kerudung segiempat warna Cappuccino itu, seperti melihat Senja ada di mana-mana. Suara, senyum, gaya berjalan, juga wangi maskulin khas hangat dan tajam diingatannya.
Sekilas sosok kurus itu melintas dengan jas almamater yang sama seperti dulu. Terkesiap dari tempatnya berdiri, Bening mengikuti jejak itu hingga ke area parkir.
Persis!
Ketika sosok itu mengenakan helm dan motor yang sama, Bening sontak mengejar lebih cepat.
Terlambat!
Motor itu berlalu tanpa ia ketahui pasti wajah pemiliknya. Mungkin hanya seseorang yang mirip, atau bisa saja itu hanya ilusi.
"Itu bukan dia, Ning. Fokus ke acara saja." Evi rupanya memperhatikan Bening, saat kembali ke dalam ruangan.
"Gue cuma nyaranin buat relain aja, Ning. Bukan dilupain, karna gue tau lo masih belum bisa lepas dari dia. Ikhlasin, Ning. Lama-lama juga ilang," lanjut Evi.