Semilir angin sejuk membelai, membawa harum khas embun pagi,saat mentari menyapa mengucapkan selamat pagi wahai bumi,aku duduk di tempat faforit ku,pohon pohon dengan daun lebat di depan rumah,burung burung yang berkicau semakin membuat ku betah berlama lama duduk di bangku teras ini.
Pagi ini aku sedang menunggu si dia,ya si dia,si dia cahaya yang selalu menghantui tidur ku,kemarin aku mengajak nya pergi ke taman,
"Ilham.....,"
Yang aku tunggu akhirnya datang,cahaya yang selalu ku rindu.
"Jadi kan jalan jalan...,"tanya si dia.
entah kenapa mulut ku menjadi kelu,enggan rasanya mengeluarkan sepatah kata pun,aku hanya mengangguk dan beranjak dari bangku.
"Ham tau gak tadi di jalan aku sebel banget sama tu tukang tanaman,yang di depan rumah ku,dia tu hii sebel deh pokoknya,gak berhenti godain,kan lama lama jadi risih,"
aku hanya tersenyum,ternyata masih sama crewet nya,tidak pernah berubah sejak dulu,mata ku tak lepas memperhatikan mata indah nya,hiangga ia sadar aku perhatikan,aku menyebar pandangan ku melihat hamparan sawah yang terbentang luas.
"Ham..kamu dengerin gak si...,"tanya si dia,dia sadar aku tak kembali memperhatikan nya.
"Ia ia dengerin...,"jawab ku.
"Ia trus gitu orang nya ganjen lagi,sama ibu suka ngerayu ngrayu...,"lanjut nya,jantung ku makin berdegup merdu,melihat kembali mata indah nya.
"Ihh Ilham bener dengerin gak si...ih.. jadi makin sebel deh,"
"Ia dengerin ko,"
"abis nya dari tadi ia ia doank,"ia mengrutu sambil melipat tangan,membuang pandangan ke arah samping.
"Kamu lucu kalo lg ngomel ngomel hihi..,"ledek ku.
"Hi.. Ilham sini nya lagi sebel..,"
dia mendengus kesal.
"Hdhh...,Ia Maafin aku...,sebenernya aku ngajakin kamu ke taman pagi ini aku mau ngomongin sesuatu,"
"Ngomongin apa,mau bilang lagi kalo aku manis,imut,lucu...,"
aku tersenyum.
"Udah donk jngan marah marah terus..,"
"Ya abis nya gitu si...,"dia kembali menggrutu.
"Sebenernya dari dulu aku tuh suka sama kamu,"
kata-kata itu tiba tiba meluncur dari mulut ku,bak air terjun yang tak dapat ku tahan,wajah nya bersinar,senyum nya berseri indah saat mendengar ucapan ku.
"Ham.. kamu beneran..?,"tanya nya.
"Ia,"jawab ku.
"Knpa gak ngomong dari dulu,"
"Ya aku takut kamu gak suka,"
"Ilham,sebenernya aku juga suka sama kamu,"
Haaaa..,aku tak percaya ini,aku mencoba mencubit pipi ku,tapi tangan ku terasa berat,ingin aku berteriak ku beri tahu seisi bumi aku berhasil nembak si dia,tapi hanya menggema dalam hati,rasanya jantung ku terpompa lebih cepat,tangan ku dingin,seakan semua angin menerpa tubuh ku,panas dingin tak karuan,paru paru ku terasa terisi udara penuh sesak,aku tak mau salting didepan si di,aku memilih tersenyum,menutupi debar jantung,hampir meledak.
"Jadi gimana..?,"tanya dia.
"Plak..plak..plak.."suara tongkat yang terbuat dari bambu tipis menerpa kaki ku dan santri lain.
"Ilhaaaaam,ahmaad.....bangun....,"
lemari pun tak ketinggalan merasakan sabet,menimbulkan bunyi lebih keras,aku tersentak kaget terbangun dari mimpi indah ku,ah ternyata kang ja'far,kang Ja'far pengurus kamar,Ahmad dan aku tidur di depan lemari dekat pintu masuk,walahasil nama yang terdengar,pasti aku dan Ahmad,hdhhh.. rasanya tubuh ku seperti tertindih beban Berton ton,berat rasanya mengangkat badan ini,yah...mimpi tadi,oh si dia..
Waktu menunjukan pukul 03.00
"Duh am masih ngantuk tau..,"
"Yah apalagi aku mad,"aku memeluk bantal ku,tak lama kang ja'far datang kembali,kang santri yang menurut ku nyentrik itu,mengenakan baju country yang di masukan rapi kedalam sarung,kang Ja'far sangat lah disiplin,tubuh nya kurus semakin terlihat di ikat sabuk hitam formal,baju Koko ia sampirkan di pundak kanan semakin membangun karisma kang Ja'far.
"Bangun.. bangun.. langsung ke masjid..,"