Aku dan Ahmad mendapat giliran bersih bersih kamar mandi,di tambah dua Kaka kelas,kang Ardi dan kang Basri.
Kamar mandi pondok ini tidak mewah,hanya lorong-lorong yang terpisah oleh sekat pemisah tanpa pintu,tidak ada ember ataupun gayung hanya setiap petak satu keran yang tepat di atas kepala,terdapat empat lorong,tiga kamar mandi dan satu lorong WC,ada pintu nya si,tapi gelap hanya ada dua lampu di setiap ujung lorong,waktu itu pertama kali aku melihat kamar mandi,aku terkaget kaget,rasanya geli,"ntar kalo santri lain lewat gimana?keliatan donk"ucap ku pada Ahmad kala itu,Ahmad hanya terkekeh lalu tertawa terbahak bahak,"gak papa am nanti lama lama juga terbiasa,"ucap nya sambil tertawa,dan benar saja saat aku mandi ada santri lain lewat,aku tersentak kaget,dan santri itu malah mentertawai ku "kenapa kang?,"tanya nya sambil tertawa.
Dan aku sering mengrutu pada Ahmad,"WC itu horor,gelap,tidak ada kunci,hanya ada segel kayu untuk menahan pintu,agar tidak terbuka,"dan lagi-lagi Ahmad hanya mentertawai ku.
"am..,laper tau..,"ucap Ahmad.
"Ia Mad..,banget malah..,"jawab ku.
"Emang gak boleh izin makan dulu,nanti kalo kita pingsan gimana..?,"
"Kita tanya kang Ardi sama kang Basri,"
"Oke,"
Aku dan ahmad menuju kamar Kaka kelas,ketika kami sampai di kamar sangat sepi,hanya ada tiga santri,munkin sedang harian,sangat jauh berbeda dengan keadaan kamar santri baru,yang selalu ramai,aku menggrutu dalam hati,anak SMP tu berisik,di atur susah, kalo di ajak kompromi juga susah,uh.
"Permisi...?,"ucap Ahmad.
Salah satu santri menoleh,
"Ia kenapa,"jawab nya ketus
"Misi kang,mau nyari kang Ardi sama kang Basri,"tanya ku.
"Ooh..,tu dua duanya lagi molor,
weh..,bangun...,bangun...,tong,blotong,peng,bopeng,dicariin adik Lo tu..,"ucap santri itu sambil menggoncang kan badan santri yang sedang tidur.
Aku terheran,kenapa kang Ardi sama kang Basri di panggil bopeng,blotong?,apa salahsatu dari mereka punya bopeng,terus blotong sih apa?,apa hanya julukan mereka?,ah..entah lah,
"Duh siapa sih..!,kan udah bilang klo kapten lagi istirahat jangan ada yang ganggu,"grutu salah satu santri tadi yang sedang tidur,dan ku tebak itu kang Ardi.
"Ye tu kasian kali,anak baru mau lu di marahin Ama bapak nya,"
Aku dan Ahmad tidak mengerti apa yang mereka maksud,
"Hah..!,Gua gitu takut sama Ja'far dkk,sorry ye,"
aku bringsut menatap Ahmad,ternyata Ahmad sependapat dengan ku,sepertinya mereka tidak suka dengan kang ja'far,aku dan Ahmad hanya mendengarkan tanpa berani menyela,aku sadar aku dan Ahmad masih anak baru.
Santri tadi mendekati aku dan Ahmad,ia melipat tangan nya dan bertengger di daun pintu,
"Kenalin gua Ardi,biasa di panggil blotong,lu panggil gua kang Ardi aja oke!,"ucap nya ketus.
"Ia kang,"jawab ku dan Ahmad.
"Trus knapa nyariin gue,oh ia tu kang Basri,dia biasa di panggil bopeng,lu panggil nya kang Basri,"
kang Ardi menunjuk santri yang masih menutupi wajah nya dengan sarung,
"Itu kang harian kamar mandi,"
"Ah sialan...,pasti yang bagi si Ja'far,brengsek tu Ja'far,bentar tunggu di luar dulu sana,"ucap nya sambil membanting pintu.
"Guubrak..,"
Kang Ardi menutup pintu dan entah apa yang mereka bicarakan aku dan Ahmad pun tak berani mendengarkan,aku memandang Ahmad dan Ahmad hanya mengangkat bahu.
Tak lama kemudian kang Ardi keluar dengan ember kecil berisi dua sikat yang terlihat dari luar.
"Ni,sikat sama sabun nya,lu bersihin dulu tu tiga deret kamar mandi gue sama kang Basri bantuin santri putri bersihin kamar mandi putri,"seru kang Ardi dan langsung menutup pintu,ha?aku terheran,apa aku tidak salah dengar?.
"Ha..?,kang..,kang..,kang Ardi...!,"aku berteriak memanggil kang Ardi.
"apa lagi,"kang Ardi membuka pintu.
"Emang ada harian kamar mandi putri kang?,"tanya ku heran.
"udah lah gak usah banyak tanya..!,"
"Tapi kang gak salah tu,emang santri putri gak bersihin kamar mandi nya sendiri?,"timpal Ahmad.
"ah..crewet amat si,udah kalian tu anak baru kemaren,belum tau apa apa,gak usah banyak nanya lakuin aja..!,"
Kang Ardi kembali menutup pintu nya,
"Hah..!,apah kita cuma berdua bersihin kamar mandi seluas itu..?,ntar selesai nya jam berapa,"aku berkata lirih pada Ahmad.
"Aku pun tak tau ham,yang aku heran emang santri putri gak bersihin kamarmandi nya sendiri..?,udah lah kita ikutin aja apa perintah nya,"
Aku mengangguk dan beranjak turun menuju kamar mandi.
#
Lantai yang aku sikat sangat licin saat terkena sabun,sampai sampai aku terpleset dan terjengkang,Ahmad yang melihat aku terpeleset tertawa terbahak bahak.
"Huahaha...,ilham...,kamu lagi ngapain ham..,"
"Ah lantai sialan...,"aku mendengus.
"Hahaha..,"
"Ye malah di ketawain,bukan nya nolongin,"
Ahmad malah melanjutkan tawa nya,aku membuat busa di gayung dan ku guyurkan ke badan Ahmad,dan akhirnya berujung perang busa.
"Huuaa...Ilham..,"
"Hahaha..,"aku tertawa puas,kena lu, Ahmad membalas,walhasil baju kami berdua basah kuyup.
Busa sabun yang menempel di kulit terasa gatal,lengket,tapi tak ku hiraukan,dan lantai semakin licin,aku pun sengkoyongan memijak lantai.
"Mad..,laper...,ini udah siang tau,mana gak selese selese lagi,"
"Apa lagi aku ham..,tinggal dua kamar lagi ham,kita semangat abis ini kita makan,"
"Oke,"aku melanjutkan menyikat lantai.
"Ilham,Ahmad,kalian belum selesai...?,"suara kang ja'far mengagetkan ku dan Ahmad.
"Udah jam berapa ini...,"
"Trus kenapa itu badan basah semua,"
"Hahaha..,"kami berdua tertawa,kang ja'far makin terheran.
"Di tanyain malah ketawa,"kang Ja'far terheran.
"Ini kang tadi ilham kepleset,"jawab Ahmad.
"Ye..,kepleset juga bukan nya nolongin malah di ketawain..,"timpal ku.