Bangkalan, 1921.
Mbah Khalimah tergopoh-gopoh memasuki kamar Raden Ayu Artimunah. Dukon bheji (1) itu meminta disediakan air hangat dan air dingin pada abdi dalem yang berjaga di pintu kamar Raden Ayu. Seorang lainnya siaga menunggu perintah. Mbah Khalimah merapalkan doa-doa dengan khidmat, tangannya mengusap perut Raden Ayu yang merintih dan mengaduh. Sebuah lantunan mengalir dari bibir perempuan tua itu.
"Ana kidung rumekso ing wengi
Teguh hayu luputa ing lara
Luputa bilahi kabeh
Jim setan datan purun
Paneluhan tan ana wani
Niwah panggawe ala
Gunaning wong luput