Bapak,
Terima kasih sudah mengirim Iwa ke Jogja dan memaksa Iwa kuliah di jurusan sastra Jawa. Sapunika, kulo sampun mangertos basa Jawi, sudah fasih bahasa dan tulisan Jawa seperti harapan Bapak.
Cita-cita kita telah tunai. Iwa kini bekerja di Balai Pelestarian Nilai Budaya, menerjemahkan naskah-naskah kuno agar sejarah tetap hadir meski masa terus berganti. Iwa juga mengelola sebuah galeri milik seseorang yang menjadi panutan Iwa, seperti Bapak.
Pesan-pesan Bapak telah Iwa resapi lewat keris yang Bapak tinggalkan. Meski sampai kini, ada satu pertanyaan yang tak pernah terjawab. "Bagaimana dulu keris itu bisa ada dalam tas Iwa ketika sampai di Jogja?" Padahal Iwa ingat tak pernah membawanya karena tak mau kesulitan saat pengecekan di bandara.