Tuhan tau kapan kita berhak bahagia, kita hanya menunggunya hingga waktu nya.
***
Jyoti, anak yang tak ingin oleh keluarga nya. Bagi Vikal, sosok papa Jyoti, ia adalah anak yang tak pantas untuk lahir di dunia. Dulu kata dokter anak mereka akan berjenis kelamin lelaki, tapi nyatanya tidak itu bohong. Kamar bayi pun sudah di dekorasi warna biru muda, untuk bayinya kelak tapi itu sia-sia. Tapi meski ia di benci oleh Vikal, ia tetap di sayangi oleh Angela, sosok mama Jyoti, yang tulus dalam merawat Jyoti saat bayi.
Bukan hanya Vikal yang membenci Jyoti, satu keluarga besarnya membenci ia. Sungguh saat ia mengetahui itu sangat menyakitkan, ternyata seperti ini tidak dianggap oleh keluarga sendiri. Jyoti lahir seperti tanpa sosok papa disampingnya, sebenarnya Vikal menyarankan ke Angela agar Jyoti di buang saja ke tong sampah, tapi ia menolak nya. Itu membuat Vikal marah, pada akhirnya terdapat bekas luka di bagian perut Jyoti karena di gores oleh Vikal.
Tahun demi tahun ia di maki-maki oleh Vikal, saat kecil ia mengira itu hanya omongan yang tak terlalu penting. Tapi saat ia sudah beranjak remaja ia mulai apa artinya semua omongan keluarga nya dan Vikal. Angela dari kecil selalu menghibur Jyoti agar ia tak terlalu sedih dengan kalimat yang di lontarkan oleh Vikal. Tapi sesuatu yang terjadi pada Angela.
Pada saat itu Angela dan Jyoti sedang berjalan-jalan sore di taman, Angela menyuruh ia diam sebentar disana karena Angela ingin membeli es krim untuk anaknya. Awalnya Jyoti menurut dengan perkataan Angela, tapi penglihatan ia dialihkan oleh kucing yang imut, ia pun mengejarnya hingga ke jalan raya. Tanpa ia sadar, Jyoti hampir tertabrak mobil truck yang sedang hilang kendali, Angela yang melihat itu langsung berlari cepat untuk melindungi anaknya, Jyoti.
Saat itu Jyoti mengira itu mimpi, lantas bukan itu beneran. Angela menyelamatkan nyawanya, warga disitu pun melihatnya mereka membawa Angela ke rumah sakit terdekat, selama perjalanan ia merasa bersalah sama Angela, baru saja ia bicara tentang boneka yang lucu yang ia ingin. Angela tadi sempat berpesan kepada anaknya 'Jyo, kamu .. harus jadi anak baik ya .. bahagia selalu nak' itu kurang lebih yang ia katakan untuk terakhirnya.
Vikal yang mendengar itu langsung bergegas ke rumah sakit untuk melihat Angela dan anak 'beban nya'. Selama perjalanan Vikal terisak, pikirannya tak tenang ia terus memikirkan Angela di pikirannya. Sesampai di rumah sakit ia melihat Angela yang sudah di tutup oleh kain putih. Jyoti melihat Vikal dengan ketakutan dan gemeteran, ia takut di bentak oleh Vikal di rumah sakit itu. Tangisan Vikal pecah disitu juga, ia juga berteriak kepada dokter agar ini adalah lelucon. Tapi dokter menggeleng, ia merasa kehilangan Angela, tak mudah untuk melupakan Angela.
Jyoti menarik baju Vikal dengan raut muka yang sudah acak-acakan, matanya merah karena nangis. Tapi apa yang dilakukan oleh Vikal?
Satu tamparan kena Jyoti yang sedang nangis itu. Ia terdiam sejenak dan mencerna apa yang terjadi. "LO ANAK BEBAN! LIHAT KELAKUAN LO DIA MENINGGAL KARENA LO JYOTI!"
Jyoti menggeleng keras dan nangis di hadapan Vikal. "Bukan aku pah .. itu takdir .." ringis Jyoti. Vikal pun mengangkat Jyoti dan menonjoknya tepat di perutnya. Jyoti meringis kesakitan, sakit sekali. Dokter pun datang untuk melerai mereka berdua agar tidak terlalu parah lagi.
"Sudah sudah jangan salahin anakmu pak" ujar dokter dengan pelan-pelan. Vikal tak terima atas kematian Angela, benar-benar tak terima.
Tapi kita tak bisa salahkan takdir, dan tidak ada yang tahu apa yang terjadi di masa depan kan? Itu semua tuhan yang mengatur. Kita sebagai manusia hanya menjalani nya, dan menerima apa yang terjadi untuk ke depannya.
***
Butuh bertahun-tahun Vikal untuk melupakan sosok Angela dari pikirannya. Jyoti tumbuh sendiri tanpa bantuan Vikal, semenjak Angela meninggal semua ia lakukan sendiri. Vikal tak merasa sedikit pun merasa kasihan sama Jyoti. Tapi tak apa Jyoti tak perlu bantuan Vikal untuk menjadi sosok papa nya, ia percaya tanpa Vikal ia akan bisa semuanya.