Sebuah Janji

Rana Zalfa Zahirah
Chapter #9

Kai, Libie, Garret

Semua berhak menangis, keluarkan saja emosi terpendammu dengan menangis. Aku yakin semua akan membaik jika kamu menangis. Aku akan selalu ada untuk mendengar tangisanmu, dan aku akan tunggu cerita seru kamu setiap harinya.

***

Mungkin tak lama lagi Garret disini, ia sudah menemukan rumah barunya di Jakarta dan sekolah barunya. Sudah 2 bulan berlalu semenjak ia bertemu gadis itu di mall sekitar Jakarta.

Sebenarnya ia menolak keras untuk pindah ke Jakarta, sebab tak ada lagi yang menemani Floryn di Bandung. Garret dan Alvaro hingga bertengkar oleh Floryn, pada akhirnya ia bakal ikut pindah juga Jakarta dan juga tinggal berbarengan bersama mereka. Tapi satu syarat untuk Floryn, ia harus jadi pembantu rumah tangga keluarga Alvaro kalau saja ia menolak, Floryn tak di bolehkan tinggal disitu dan menemui Garret untuk selamanya.

Saat Garret mengetahui alasannya itu, sebenarnya ia tak terima tapi ia tetap ingin bertemu Floryn pada akhirnya di terima syaratnya walau terpaksa. Floryn tak keberatan jika mereka pindah ke Jakarta, hanya saja ia akan merasa kesepian, tak ada lagi mengunjungi dirinya biasanya ada anak semata wayangnya, dan misalnya ia tak ikut Floryn akan rindu semua hal itu. Tetapi saat ia mendengar kabar ia diperbolehkan ikut tapi harus jadi pembantu keluarganya, ia sangat bahagia. Ia akan menemui anaknya tanpa ada jarak lagi, itu membuat Floryn bahagia sekali.

Untuk sekolah ini, ia masih tak ingin berpisah dengan Kai. Libie? Tak terlalu bagi nya, Kai yang paling tahu segalanya tentang dirinya. Orang tua cerai, waktu Sekolah Menengah Pertama di bully, di ejek, di fitnah semua Kai yang melindungi dirinya, Garret sudah menganggap Kai seperti saudara kandung nya.

Waktu pagi hari beberapa minggu yang lalu, ia di kejutkan oleh spanduk yang ada muka nya yang sedang tidur dan tulisan yang membuat murid-murid tertawa melihat nya, 'Oi kalian semua si babi mau pindah, kita harus kasih kenangan terbaik dia selama disini' kurang lebih seperti itu isi spanduk tersebut. Ia tebak ini kelakuan si Libie, ia setiap mengerjai orang selalu niat dan apalagi ia mempersiapkannya dengan matang. Guru-guru sebenarnya tak keberatan jika ada spanduk itu, justru guru-guru mengambil foto di depan spanduk itu untuk kenangan.

Garret malu jika foto yang dipake adalah fotonya waktu tidur, ia ingat persis itu waktu ia sangat lelah saat karyawisata ke Malang, ia tertidur pulas selama perjalanan ke tempat penginapan. Ia juga masih ada stiker muka dirinya saat tertidur, stiker itu tersebar hingga grup guru. Jika ingat itu ia sangat geli dan ingin muntah karena jijik yang tak tertahan. Tapi sekarang, itu tersisa hanya kenangan saja. Kenangan yang tak bisa terulang lagi, dan ia akan mengingatnya selalu.

Agenda hari ini adalah seluruh murid-murid diharuskan masuk karena ini untuk perpisahan Garret dari sekolah ini. Ini sudah terlaksanakan sudah lama sekali, mungkin 5 tahun lamanya bisa kali. Tujuan acara perpisahan adalah untuk murid-murid yang di sekolah itu agar mendapatkan kenangan terbaik mereka dan mengharumkan nama sekolahnya dengan baik. Dan perpisahannya tak menggunakan air, hanya melepaskan burung merpati dari sangkar sekolah.

Mungkin setelah itu akan di lanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar, tak mungkin langsung pulang kan? Pastinya tetap seperti hari biasa, hanya saja ada tambahan acara perpisahan. Garret banyak mendapatkan hadiah dari murid-murid maupun guru. Banyak juga yang mengambil foto untuk kenangan, dan ada juga yang meminta tanda tangan. Keren sekali ya Garret, saking terkenal di sekolah seperti ini.

Jyoti, apakabar? Entahlah semenjak beberapa bulan lalu ia sudah jarang mengunjungi kelas mereka. Meski sering mondar-mandir ke kantin ke Celine tapi setiap ia melihat Garret, Kai dan Libie ia selalu menghindar atau putar arah bersama Celine. Garret merasa tenang, akhirnya ia tak di ganggu lagi oleh Jyoti. Tetapi banyak rumor yang beredar bahwa 'Garret dan Jyoti akan di jodohkan' saat ia mendengar rumor itu, seharusnya Alvaro sudah mengasih tahu dulu, tapi ini? Seperti nya tidak ini hanya berita palsu.

"Gar, lo serius mau pindah?" lirih Kai. Mungkin ia masih sedih karena Garret akan pindah ke Jakarta.

Garret hanya tersenyum kaku kearah Kai. "Iya gue bakal pindah, lo udah nanya itu berkali-kali Kai"

Libie manatap mereka berdua dari kejauhan saja, ia tak ingin menganggu momen berdua mereka. Selama berteman Garret banyak yang berubah dari dirinya. Garret selalu bijak dalam kasih saran ataupun itu, saat ia butuh pertolongan ia selalu meminjamkan nya atau mengasihnya, mungkin ia tak seperti Kai yang sudah berteman sama Garret sudah dari Sekolah Dasar,tapi selama berteman Garret itu pengalaman terbaik bagi dirinya.

Ia pun jalan mendekat kearah Kai dan Garret, mereka berdua tampaknya sedang berbincang singkat daritadi. "Lo darimana aja sih Bi, gue cariin lo gak ada" tanya Kai yang seperti nya ia lagi menahan tangisannya.

"Gue di ujung lapangan, yaa gue mau kasih waktu berdua dulu untuk kalian. Siapa tau pada bahas masa lalu kan?" jawab Libie dengan menggaruk kepala nya yang tak gatal.

Garret tertawa saat melihat mulai Kai yang sudah tak tahan dengan air matanya, Libie tersenyum miring kepada Kai. "Lo tuh cowok Kai, boleh nangis tapi jangan berlebihan" tegur Garret dengan memegang bahunya.

Lihat selengkapnya