Sebuah Janji

Rana Zalfa Zahirah
Chapter #11

Kehidupan baru?

Aku kira semua manusia di bumi ini membenci ku, ternyata tidak, itu salah masih ada orang yang menyayangi ku dengan apa adanya.

-Jyoti untuk Garret

***

"Kamu gapapa kan sayang?" Tanya Moza dengan mengelus rambut Jyoti.

Ia mengangguk dan tersenyum tipis kearah Moza, "Aku gapapa kok, karena Garret aku selamat" Jawabnya dengan senang.

Raka pun mendatangi mereka dengan raut bingung, di satu sisi ia sangat heran mengapa Moza tidak membentak Jyoti? Dan kenapa sekarang Moza di pihak oleh Jyoti.

Ia pun menarik pergelangan tangan milik Moza untuk menjauhkan dari Jyoti.

"Mama ngapain sih deket-deket Kakak! Bukannya dia anak sial ya?" Kesal Raka di hadapan Moza dan Jyoti.

Heran sekali mengapa tiba-tiba Moza perhatian dengan Jyoti, apalagi ada sosok cowok yang di hadapannya yang 'sangat peduli' dengan kakak angkatnya.

"Raka, kakak juga anak mama. Dan kamu harus bisa menghargai dan menghormati dia ya?" Balas Moza dengan memegang jari-jari Raka yang kecil ini.

Vikal pun ikut bingung dengan keadaan yang seperti ini, niatnya untuk membahagiakan Moza dan Raka gagal karena anak bebannya. Anak sial memang, tak pantas lahir di bumi!

"Kamu ngapain perhatian sama dia? Bukannya kita udah sepakat jangan pernah dekat sama Jyoti?" Tegas Vikal sambil menatap Moza dengan tajam.

Pikiran Jyoti kini terahlikan oleh Garret, ia merasa sudah mengganggu jalan-jalannya karena dirinya. Tapi kenapa? Kenapa Garret masih menyayangi Jyoti? Bukannya ia sudah membenci nya?

Jyoti menghembuskan nafas panjang dan melihat rambut Garret yang terkena angin sepoi-sepoi di malam hari itu. "Gar, kok lo masih peduli sama gue?" bisik Jyoti.

"Karena semua manusia berhak mendapatkan kesempatan kedua, gue harap lo gak kek dulu lagi" Balasnya dengan berbisik juga.

"TAPI DIA ANAK KAMU MAS!" tekan Moza di akhir kalimat.

Garret dan Jyoti berbarengan melihat Moza yang sedang marah itu. Jyoti pun menghampiri Moza dengan pelan-pelan.

"Ma, udah jangan marah-marah" lirihnya dengan pelan pelan sembari mengelus pundaknya itu.

Vikal berjalan kearah Jyoti, ia melihat matanya yang sama persis dengan Angela. Belum lagi sifat lemah lembutnya juga itu membuat ia mengingatkan dengan Angela yang selalu mencintai dirinya apa adanya.

Vikal menggeleng keras dan tetap menatap Jyoti dengan tajam. "Sejak kapan kamu anakku?" bisik VIkal di dekat telinganya.

Jyoti mendadak lemas saat mendengar kalimat itu, matanya berkaca-kaca tak tahan lagi untuk mengeluarkan air mata. Matanya tertuju dengan mata Vikal yang berwarna coklat tua itu dengan penuh haru.

"Lalu kenapa aku lahir di dunia ini? Kenapa semua orang gapernah sayang sama aku?," lirihnya dengan air mata yang mengalir dari kelopak matanya.

Vikal terdiam dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh Jyoti, Raka melihat itu dengan tertawa yang terbahak-bahak.

"Kenapa? Gausah hidup kamu kak! Kita gak perlu kakak, jugaan kakak bisa apa di keluarga kita?" Cibir Raka dengan santai.

Garret berjalan mendekat kearah Raka dan melihat matanya dengan tajam. "Dia memang pernah maki-maki sahabat gue, tapi gini bukannya semua orang berhak mendapatkan kesempatan keduanya?," tanya Garret kepada Raka.

Libie dan Kai pun menemukan mereka, Libie sempat kaget ada Jyoti yang disana sedangkan Kai ia melihat Moza yang sedang berkaca-kaca di hadapan Vikal. Kai pun lari kecil untuk menghampiri Garret yang sedang berhadapan dengan Raka.

"Gar kita cari lo kemana-mana, dan ternyata lo disini" tanya Kai yang bernapas lega saat telah menemukan Garret.

"Gue ngeliat adeknya Jyoti lagi kek berbuat jahat sama dia, yaudah gue tolongin dia. Jugaan gue gamau selamanya benci dia" jelas Garret dengan penjang.

Kai terdiam saat mendengar penjelasan Garret, dan Raka mengepal tangannya menatap tajam ke Garret dari atas sampai bawah.

"Kok bawa temen? Cupu ya?" balas Raka dengan tertawa.

Garret terkekeh dengan omongan Raka, ia pun menundukan seolah-olah menyamakan tingginya.

Lihat selengkapnya