Apakah itu kamu? Iya kamu gadis kecilku?
-Garret
***
Tak terasa jalan-jalan dengan Kai dan Libie sudah berjalan beberapa bulan. Ia sendiri tak menyangka waktu sejahat ini dengan dirinya. Ia seperti merasakan di dunia ini hanya perdetik, semua terasa singkat sekali.
Hari ini adalah hari pertama dimana ia memulai lagi dari awal, mencari pertemanan baru dan gadis kecilnya. Ia sangat berharap untuk menemui nya, ia sudah muak dengan perasaan yang tak bisa di jelaskan oleh gadis kecilnya.
Awalnya ia tak ingin masuk sekolah ini, ya mungkin karena ini adalah sekolah orang kaya atau anak penjabat tapi belum lagi sekolah ini ternama di Jakarta. Saingan dia bukan satu atau dua pasti lebih banyak lagi. Dari yang tak yakin masuk kesini tiba-tiba keterima disini, terlalu keren.
"Garret bangun" Ujar Floryn dengan memegang kakinya agar terbangun.
Ia pun membuka matanya dan melihat ke jam kecilnya, ah masih pukul 05.10. Rasanya ingin tertidur lagi tapi ia harus bangun. Sudahlah ia bagaimana pun harus bangun pagi agar menghindar dari telat.
Jarak sekolah barunya dan rumah memang tak terlalu jauh, tapi ia sengaja berangkat pagi untuk menghindari kemacetan di pagi ini. Ia pun beranjak dari kasur dan pergi untuk mencari handuk agar bisa memulai ritualnya di pagi hari yang dingin ini.
Setelah ia melakukan ritual di pagi hari dan sudah merasa wangi Garret pun kebawah untuk menemui Floryn yang sedang membuat sarapan untuknya. Wangi makanan sangat tercium sampai hidung Garret, perutnya saja sudah ngomel tak jelas.
Suasana rumah kelihatan sepi sekali, Alvaro sudah sekitaran 2 hari tidak di rumah karena ada urusan kerja di Belanda, sedangkan Orissa ia sedang menjenguk adik kecil nya yang habis lahiran di Surabaya. Ya Jasmine pasti ingin ikut dengan Orissa, jadi hari ini hanya berdua saja di rumah ini.
"Pagi ma," Sapa Garret kemudian tersenyum manis kepada Floryn.
Floryn pun membersihkan tangan dan meletakan makanan yang ia buat di meja makan itu. "Pagi Garret, siap untuk hari pertama?" Balas Floryn sambil melihat Garret yang sedang memakan sarapan itu.
Garret pun mengambil air putih baru melanjutkan bicara nya. "Gak siap, lebih tepatnya males untuk nyari temen lagi" Jawab dengan memutar bola mata nya.
Floryn terkekeh melihat Garret yang sebal, ia pun mengacak-acak rambut Garret karena gemas. "Kamu udah besar ya, belajar yang bener ya?" Lanjut Floryn.
"Kalau niat ma, ngumpulin niat kek nabung duit. Susahnya gak ke tolong" Balas Garret lalu tertawa.
Floryn hanya tersenyum dan mengambil piring yang di pakai oleh Garret untuk di cuci.
"Ma, aku berangkat dulu" Seru Garret dari depan pintu utama.
"Iyaa hati-hati Garret" Sahut Floryn dengan lantang.
***
Gerbang yang berwarna putih dan banyak murid-murid yang mengobrol disini, ia sudah sampai di sekolah baru nya. Awal baru kisah baru itulah ia pikirkan sembari melihat gerbang sekolah yang mewah.
"Haii" Sapa pria yang berada di belakang Garret.
Ia pun langsung menoleh kearah belakang ternyata ada sosok pria yang lebih tinggi daripada dia, dan kalau diliat lagi sosok pria ini berwarna kulit sawo matang belum lagi rambut yang acak-acakan. Perempuan disana melihat sosok pria itu dengan histeris sekali, dan ada yang berkali-kali memanggil namanya.
"Hai?" Balas Garret dengan ekspresi datar.
Sosok pria itu pun mendekat kearah Garret dan mengulurkan pergelangan tangan nya. "Kenalin gue Nathaniel Arrsya, selaku ketos disini" Sambut Nathaniel Arrsya.