Emang kenapa sih? Gaboleh gitu gue suka sama Daiva?
-Kalandra Endru untuk Garret
***
"Lo denger gak sih?" Tanya Tiara dengan menunjukan senyum yang masih terukir dari awal cerita nya.
"Kalo ada murid baru, gue harus ngapain emang nya?" Tanya Daiva balik agar Tiara kebingungan.
"Seneng lah contoh nya kek gue, ya kan?" Tanya Tiara ke botol minum favoritnya yang bergambar Winnie the pooh.
Daiva terkekeh melihat sahabatnya berbicara kepada botol minumnya alias botol terfavorit sepanjang masa, setiap bepergian pasti akan ada nonggol botol minum kuning yang kecil itu.
"Iyain aja deh biar seneng" Ujar Daiva terpaksa.
"Tapi gue serius Va, di sekolah kita ada murid baruuu" Balas Tiara yang masih ingin membujuk Daiva agar menjawabnya lebih panjang lagi.
"Yaa--"
Ibu Tari atau ibu Kepala sekolah pun memasuki kelas mereka, keadaan kelas pun menjadi hening dan seluruh murid di kelas itu menatap ibu Tari. "Selamat pagi anak-anak, ibu ada informasi dahulu. Mohon minta perhatian nya" Seru ibu Tari di depan papan tulis.
Semua pandangan murid-murid kini dialihkan oleh ibu Tari yang mendadak masuk ke kelas mereka. Tiara yang masih ingin ngobrol dengan Daiva pun merasa terganggu karena guru yang datang tiba-tiba.
"Ibu mau nanya, kalian ada yang melihat tas merah yang ibu selalu bawa kemana-mana gak?" Tanya Ibu Tari.
Satu kelas tertawa dengan pertanyaan Ibu Tari, mereka semua udah menganggap akan ada pertanyaan yang serius ternyata ibu Tari kehilangan tas merah kecilnya. Memang itu adalah tas favorit ibu Tari nomer ke 3? Kalau tak salah ia pernah mengasih taunya saat karyawasita waktu kelas 10 lalu.
Kenangan yang tak di lupakan oleh Daiva. Coba kalian bayangkan saja, bagaimana jika kalian punya kepala sekolah yang asik dengan murid-muridnya? Idaman bukan? Karena prinsip ibu Tari adalah 'membahagiakan murid-murid seperti membahagiakan anakku yang sudah disana'.
"Keknya saya liat di Perpus deh bu, soalnya tadi saya habis balikin buku disitu" Balas sosok gadis yang berada di posisi nomor 2 paling kiri.
"Kamu balikin buku? Buku apa?" Tanya ibu Tari untuk murid perempuan itu.
Kini semua tatapan dialihkan oleh ibu Tari dan murid perempuan itu, semua menyimak dengan saksama tak ada satupun yang berbincang dengan teman nya masing-masing. Perbincangan yang asik sekali Daiva daritadi pun ikut melihat perbincangan ini.
"Buku itu bu--"
"Buku apa hayoo" Goda ibu Tari dengan memainkan satu alisnya.
Gadis itu tertawa renyah dan menghembuskan nafas karena gugup. "Buku novel gitu lho bu, masa ibu gak ngerti sih" Jawab Gadis itu.
"Baik, nama kamu Bilha Priyanka Inara bukan?"
"Bener ibu, itu nama saya. Nama panggilannya Kara singkat padat jelas kan bu?" Balas gadis yang bernama Kara itu.
"Yep benar sekali, baik kalau begitu. Saya ucapkan terimakasih untuk Kara selamat belajar semuanya!" Pamit ibu Tari kemudian berjalan kearah pintu sambil melambaikan tangan nya ke murid-murid yang di kelas itu.
***