Sebuah Pengorbanan Sederhana

Yalie Airy
Chapter #2

Part 1: Aku Bukan Anak Kecil

Leo sedang duduk memutar-mutar kursinya sambil menggoyangkan pensil di tangannya tanpa henti ketika Miko menerobos masuk ke ruangannya. Ia sedikit tak acuh dengan kedatangan sang Kakak.

"Ke mana saja kau, tiga hari tidak pulang? Kelayapan tidak jelas!" semprotnya kesal,

"Menginap di rumah Alan," jawabnya singkat.

"Menginap di rumah Alan," desisnya, tentu saja! Mau ke mana lagi dia? Hanya Alan teman baiknya. "Tapi setidaknya kau tidak mematikan handphonemu, apa kau tahu aku khawatir setengah mati?"

"Aku bukan anak kecil lagi, Mik. Aku bisa menjaga diri!" jawabnya menaruh pensil di atas kertas putih yang sudah ia coreti dengan rancangannya yang belum usai.

Leo memang seorang arsitek di perusahaan itu. Sebenarnya ia juga ditawari jabatan itu di perusahaan papanya Alan dengan honor lebih tinggi. Namun ia memilih untuk masuk ke perusahaan Miko bekerja, selain ingin selalu dekat dengan kakaknya ia juga masih ingin menjadi adik kecil untuk kakaknya yang suka usil dan mengganggunya.

Leo menatap kakaknya, "Bukannya kau masih cuti?"

"Aku datang hanya untuk memastikanmu baik-baik saja!" katanya menyeret kursi dan duduk,

"Aku baik-baik saja," jawabnya,

Tidak, Mik. Aku hancur!

Hatinya menjerit.

"Tapi paling tidak kau bisa mengabariku, bukan minggat seperti anak kecil yang marah karena tak dibelikan mainan," kesalnya.

Marah?

Aku memang marah! Marah karena terlalu pengecut!

Hatinya kembali meronta. Tapi ia tak mungkin mengungkapkan itu.

"Aku hanya tak ingin mengganggumu, bukankah pengantin baru butuh privasi?" dalihnya,

"Itu bukan alasan yang logis," tukas Miko. Ia melirik rancangan adiknya, "Sudahlah, karena kau baik-baik saja. Kuharap kau cepat menyelesaikan rancanganmu, Bulan depan kita sudah memulai pembangunan!" katanya lalu bangkit dan meninggalkan ruangan.

Leo menatap kakaknya hingga menghilang di balik pintu. Lalu ia mendesah sembari menaruh kepalanya di sandaran kursi.

"Miko," sapa seseorang ketika dirinya hampir sampai di lift. Miko menoleh.

"Nathan, hai!" balasnya,

"Kupikir kau masih cuti?"

"Ya, aku ke sini hanya untuk berbicara dengan adikku,"

Lihat selengkapnya