Wanita itu mengotak-atik sebuah laptop yang ada di meja, sesekali matanya melirik ke arah kamar mandi. Suara gemericik air dari shower masih terdengar, titik-titik embun terterawang di pintu kamar mandi. Setelah ia rasa semuanya beres, ia pun mencabut sebuah flasdisc di samping laptop dan menutup kembali benda itu dengan sempurna. Kemudian ia mengenakan pakaiannya.
Pria 38 tahun itu memungut handuk dan mengeringkan tubuhnya. Lalu membungkus tubuhnya dengan robe seraya berjalan keluar. Dilihatnya wanita muda yang saat ini membuatnya tergila-gila sudah mengenakan pakaiannya lagi, bahkan ia tengah memoles wajahnya di depan cermin.
"Kau tak ingin menginap malam ini?" tanya Zach.
Zakarya Yahya adalah seorang pengusaha yang saat ini tengah menanjak di bidang properti. Ia memang tampan, tapi sama halnya dengan bos-bos lain. Ia mudah tergoda dengan kulit mulus dan wajah rupawan gadis muda, padahal di rumah ada istri yang menunggunya pulang dengan cemas.
"Aku bertemu dengan istrimu tempo hari, dia terlihat seperti istri yang baik. Mungkin sebaiknya mulai malam ini kita tak perlu bertemu lagi!"
"Jangan becanda," sahut Zach, ia menghampiri. Meraih wanita itu ke dalam dirinya, Rena memalingkan muka sebelum pria itu kembali memagutnya. Ia mendorong dadanya, melepaskan diri.
"Aku serius, aku tak mau selamanya menjadi simpananmu!"
"Kalau begitu kau tak harus jadi simpananku," jawabnya penuh arti,
Rena menatapnya, "Apa maksudmu?"
"Kita bisa menikah," tukasnya enteng,
"Jadi istri keduamu, begitu? Maaf, aku tak bisa!"
"Rena,"
"Cukup Zach," ia menampik tangan Zach yang hendak meraihnya kembali. "Aku harus pergi!"
"Jadi kau menemuiku di sini hanya untuk mengatakan hal itu, lalu kenapa kau tak menolak kemesraan yang baru saja kita lakukan?" kesalnya dengan nada kecewa.
Rena kembali menatapnya, ada kilat ejekan dalam bola matanya. Ia menyunggingkan senyum sinis, "Hanya untuk sebuah kesenangan, bukankah kau menyukainya?"
"Jangan coba main-main denganku, kaupikir siapa dirimu, hah! Aku bisa dengan mudah mendapatkan seribu wanita sepertimu!"
"Terserah apa katamu, kaupikir aku peduli!"
Zach menarik lengan Rena dengan kasar, "Kaupikir kau bisa pergi dariku begitu saja?"
"Jangan mengancamku, aku tidak takut padamu!" tantang Rena menghempaskan lengan Zach lalu menendang bagian vitalnya.
"Arghhh...," raung Zach memegang bagiannya yang sakit.
Rena pun segera menyambar tasnya lalu berlari ke pintu keluar.
"Dasar wanita jalang, jangan lari!" makinya menahan sakit, melihat Rena membuka pintu ia segera mengejar.
Rena bergegas meninggalkan kamar, berlari ke arah lift. Menekan tombol open ke bawah. Ia menoleh ke arah koridor kamar, Zach muncul di sana. Rena kembali menekan tombol open, kali ini berkali-kali dengan tempo yang cepat karena panik. Zach berlari ke arahnya,
"Cepatlah," desisnya cemas, ia menoleh pintu lift dan Zach bergantian beberapa kali.