Sebuah Prank

Dini Salim
Chapter #22

22. Anyelir Merah Muda

Bermain ayunan bersama telah dilakukan Adam dan Stella Sabtu kemarin. Sabtu sekarang agendanya adalah merangkai bunga bersama. Adam sudah menyetujui untuk datang lagi supaya bucket list Stella terceklis semuanya. 

Karena itu, Stella juga segera menyiapkan beragam bunga untuk dirangkai di meja sofa ruang rawat pribadinya. Saat Adam tiba, Adam sangat terkejut karena Stella benar-benar serius. 

Memangnya hari-hari kemarin Stella bercanda? Adam tertawa dalam hati. Mengapa mendadak ia berpikiran seperti itu. Saat ini Stella sedang menghadapi kenyataan hidup dan matinya di depan mata. Mana mungkin bisa Stella bercanda. Sepertinya Adam belum benar-benar percaya pada semua kenyataan ini. 

Adam mamaksakan diri tersenyum menyambut Stella. Keluarga Stella sudah tahu bahwa Stella ingin Adam selalu di sisinya. Suatu hari, keluarga Stella juga mengatakan terimakasih yang sangat tulus pada Adam dan memberitahunya untuk membuat Stella selalu tersenyum hingga Adam merasa sangat bersalah jika tak merawat Stella dengan baik. 

"Adam!" seru Stella senang seraya bangkit dari rebahannya. 

"Hai, Stella." Adam segera membantu Stella untuk bangkit dan berjalan untuk duduk di sofa, berhadapan langsung dengan bunga-bunga segar yang baru saja dibeli. 

"Hari ini lo tau kan kita mau ngapain?" tanya Stella dengan senyuman penuh semangat. 

Adam mengangguk. "Bikin bucket bunga." 

"Betul!" 

"Kayak anak TK aja lo," tukas Adam dengan tawa lucu. 

Stella turut tertawa. "Dari kecil, gue punya cita-cita punya toko bunga. Karena itu, gue harus punya keahlian buat merangkainya." 

Adam tersenyum lembut seraya menatap Stella yang mulai menyusun tangkai-tangkai bunga di tangannya. Adam juga ikut merangkainya dengan asal-asalan. Dia tak tahu nama-nama bunga yang berada di sini, namun semuanya cantik-cantik seperti Stella. 

"Ini pertama kalinya gue susun bunga," kata Stella seraya mengangkat susunan bunga yang sudah diikat dan dilindungi oleh plastiknya. "Gimana? Bagus nggak?" 

"Hm ...." Adam berlagak berpikir. Dia melihat susunan bunga yang terdiri dari warna pink, merah, ungu, putih dan kuning itu dengan kening mengerut. "Gue pikir warna kuningnya kebanyakan, deh." 

Lihat selengkapnya