Saat istirahat les-nya, hari ini Azam membatu Magenta berjualan lagi. Magenta harus berjualan sendirian lagi karena Adam benar-benar peduli pada Stella dan menjenguknya. Magenta sudah lelah dan terlihat berlebihan kalau menahan Adam dan melarangnya agar tak menemui Stella.
Toh itu hidup Adam. Buat apa Magenta mengaturnya? Yang ada, Magenta tampak menyedihkan.
Seperti Sabtu sebelumnya, Azam memperlihatkan skill marketingnya lagi yang masih mengejutkan Magenta. Tak perlu lama, sekarang barang jualan Magenta sudah laku habis.
Magenta tersenyum pada Azam. Meski rasanya agak canggung karena kemarin, Magenta tetap berusaha berduka biasa-biasa saja. "Makasih, ya."
"Yoi." Azam mengangguk kecil seraya meminum jus mangga miliknya. Mereka berdua sekarang nongkrong di depan tempat les Azam sambil menunggu waktu istirahat selesai.
"Gue pulang kalau gitu," pamit Magenta seraya berdiri.
Azam segera menahan lengannya. "Bentar."
Magenta duduk lagi dengan wajah bingung. "Kenapa?"
"Tunggu sampai gue masuk aja. Gue bingung mau ngapain kalau sendiri," balas Azam seraya melepaskan genggaman tangannya dari lengan Magenta.
Magenta agak salah tingkah. "Emang kalau berdua sama gue, lo bakal ngapain?"
"Kita ngobrol aja," jawab Azam cepat.
"Ngobrol apa?"
Kedua alis Azam terangkat. "Hm ... apa, ya? Ngomong-ngomong soal pertanyaan gue kemarin—"
"Gue bakal kasih jawaban besok." Magenta memotong cepat tanpa berani menatap mata Azam langsung. Dia terlalu gugup. "Tenang aja. Gue juga butuh waktu buat mikir-mikir. Oke?"
Azam tertawa puas. "Oke."
Magenta mengangguk. "Bagus."
Hening menyambut sebentar karena Magenta tak bisa bersikap seperti biasanya dan Azam hanya nyaman dengan diam, sampai Magenta memberanikan dirinya untuk bersuara lagi.
"Lo ... suka sama gue?"
Azam menatap Magenta dengan penuh arti. Magenta menatap Azam dengan wajah penasaran yang tak bisa disembunyikan lagi. Azam tersenyum melihat Magenta yang bertingkah lucu. "Iya."
Magenta menarik napasnya dengan terkejut, kemudian memalingkan wajah dengan malu.
"Kenapa?" tanya Azam merasa geli sendiri.
"Jangan bercanda lo," kata Magenta setelah memalingkan wajahnya pada Azam karena ia rasa Azam sedang main-main dengannya. "Jawaban lo kelihatan enteng banget."
Kening Azam mengerut tak mengerti.
"Gue hampir aja masuk lubang buaya," balas Magenta dengan tawa meremehkan. "Lo sama sekali nggak suka sama gue. Lo cuma ngeledek gue karena gue suka sama Adam, tapi Adam nggak suka sama gue."