Blurb
Sebuah Rasa yang Kusebut Rumah
Apakah rumah selalu soal tempat? Atau seseorang?
Rafka tidak mencari kemenangan—ia hanya ingin bertahan. Di tengah tekanan, luka masa lalu, dan bayang-bayang harapan orang lain, ia tumbuh menjadi sosok yang keras di luar, tapi hampa di dalam. Hingga satu pertemuan di lorong sekolah mengubah segalanya.
Nayla, dengan senyumnya yang tenang dan luka yang tak kalah dalam, hadir bukan untuk menyelamatkan, tapi menemani. Bersama, mereka saling belajar tentang menerima, memaafkan, dan keberanian untuk memilih jalan sendiri.
Ini bukan kisah cinta yang meledak-ledak. Ini tentang perasaan yang tumbuh perlahan. Tentang keluarga yang tak sempurna, dan keberanian menghadapi hidup yang tak selalu adil.
Karena kadang. . . rumah bukan soal kembali. Tapi soal berani melangkah, meski sendiri—karena ada satu rasa yang membuatmu bertahan.
Sebuah rasa. . . yang kusebut rumah.