Sebuah Usaha Maya

Nandreans
Chapter #25

Mi Babi

Di tengah teriknya udara Ibu Kota, mobil yang kami tumpangi terjebak di lautan kemacetan. Jujur saja, aku kasihan pada Opa Josh karena tak bisa beristirahat dengan nyaman di dalam mobil, padahal kesehatannya baru pulih. Namun, melihat senyum di wajahnya membuatku lega karena alih-alih lemas Opa justru terlihat sangat bahagia. Apakah ini karena aku? Kristina-nya?

“Kristina Sayang, kamu ingat Om Yusuf?” kata Opa Josh –yang tentu tidak kupahami sama sekali, tetapi sebagai bagian dari akting, aku hanya tersenyum. “Dia pindah ke daerah sini sekarang. Bukankah begitu, Nak?”

Pak Johan yang menyetir menjawab, “Iya. Om Yusuf adalah teman baik Papi. Hanya saja, beliau meninggal dua tahun lalu karena kecelakaan mobil.”

“Meninggal?” Opa Josh tampak kaget. “Kok kamu nggak ngasih tahu Papi?”

“Sudah. Kan kita melayat bareng waktu itu. Papi juga datang saat beliau di kremasi. Malah, waktu itu Papi memberinya bunga perpisahan. Tante Indah juga ngasih gelang Om Yusuf ke Papi, kan?”

“Masa? Terus, gelangnya mana?”

“Ada di rumah.”

“Nggak hilang, kan?”

“Mana mungkin hilang?” Pak Johan menoleh sebentar ke belakang. “Kan Papi sendiri yang menyimpannya di lemari. Besok biar aku antarkan ke panti. Ya?”

Opa Josh menggeleng. “Kalau begitu kita pulang ke rumah dulu.”

“Heh?”

“Papi mau memastikan sendiri gelang itu betulan ada.”

“Tapi, Pi, kasihan Dokter Maya. Beliau harus segera balik ke kerja.”

“Dokter Maya?” Opa Josh menyerngitkan kening. “Siapa itu?”

Buru-buru aku menyela, “Tidak apa, Pak Johan. Saya akan menunggu.”

“Tapi ….”

“Kalau kamu melarang Papi pulang, lebih baik Papi nggak usah balik ke panti!”

“Lho?”

“Lagian, Kristina juga belum pernah pulang ke rumah kita, kan?” Opa Josh menoleh dan tersenyum padaku. “Kamu pasti kangen rumah kan, Sayang? Kamu harus melihat kamarmu. Papi sudah menatanya dengan indah.”

Oh, bagaimana ini?

Sungguh aku merasa tidak enak pada Pak Johan.

“Dan satu lagi!” Opa Josh menepuk tangannya sendiri. “Kita mampir ke rumah Yusuf. Aku ingin melihat apakah Indah baik-baik saja. Boleh kan, Kristina?”

Lihat selengkapnya