Secangkir Alasan

Cassiel Ruby
Chapter #9

9. Pilihan yang Salah

Bandung, 2021

Bara tidak ada di sampingku saat aku membuka mata. Masih subuh awal, tidak mungin ia sudah bangun. Karena aku merasa curiga, akhirnya aku keluar dari kamar. Beberapa waktu belakangan ini ia memang terlihat intens bersama dengan Ayin.

Yah, tentu saja aku tahu. Aku mulai sering mencuri lihat percakapan mereka di ponsel Bara. Sampai akhirnya, ia marah dan melarangku untuk memegang ponselnya. Ia bahkan sampai memukulku berkali-kali karena aku terus membahas hal itu.

Sampai aku pernah bertanya padanya, haruskah aku mencari pria lain agar adil? Sungguh di luar dugaan, ia justru mempersilakanku untuk mencari pria lain. Ia sama sekali tidak peduli, dan menurutnya justru bagus karena aku tidak akan terobsesi lagi dengannya.

Gila, Bara memang telah berubah. Aku tak lagi mengenalinya.

Saat di ruang tamu, aku melihat Bara tertidur di sana, di atas karpet dengan ponsel yang masih menyala. Aku mendekat, dan melihat kalau ia sedang melakukan video call dengan Ayin sampai mereka berdua sama-sama tertidur.

Panas langsung menjalar ke seluruh tubuhku. Janji yang telah diucapkan padaku tentang tidak berhubungan lagi dengan Ayin, permintaan maaf Ayin yang mengatakan menyesal karena merusak hubungan rumah tangga kami dan berjanji untuk pergi dari kehidupan kami, nyatanya adalah bohong.

Mereka tidak benar-benar menepatinya, dan menjadikanku sosok yang seakan menghalangi hubungan mereka berdua. Terdengar lucu, padahal aku adalah seorang istri sah yang telah memberikan Bara dua orang anak.

“Bangun!” sentakku, aku tidak peduli ia sedang terlelap.

Bara mengerjap, terlihat marah padaku, tapi ia segera menyadari kesalahannya. Tangannya dengan cepat mengakhiri panggilan video itu dan menatapku tajam. Tak terlihat sedikit pun penyesalan di kedua matanya.

“Kau pilih aku atau Ayin?” Aku tidak ingin basa-basi lagi. Aku bahkan telah mengetahui jawaban apa yang akan diberikan oleh Bara.

Bara hanya diam, masih memerhatikanku dengan tatapan meremahkan. Aku hidup bersamanya hampir lima tahun, semua raut wajah yang ditunjukkan oleh Bara, aku mengenali semuanya.

“Jawab, Bar! Kau pilih aku atau Ayin?”

“Maaf, Jihan. Aku pilih Ayin.”

Tentu saja. Aku sudah bisa menebaknya dari awal. Bara sudah pasti akan memilih Ayin daripada denganku. Sejak awal ia mengenal Ayin, rumah tangga kami memang tidak bisa diselamatkan. Aku mengenal Bara sejak kami duduk di bangku SMA, kemudian kami berumah tangga hampir lima tahun, ternyata hubungan itu terkalahkan dengan kebersamaannya dengan Ayin yang baru ia kenal tujuh bulan belakangan ini.

Lihat selengkapnya