Secangkir Kopi Pembawa Petaka

Trinaya
Chapter #5

Bab 5 Terenyuh

"Annaya kenapa, Ma?"

"Annaya, ma--masuk rumah sakit."

"A--apa? Apa yang terjadi dengan Annaya? Kenapa dia bisa masuk rumah sakit?"

"Nanti Mama jelaskan. Kamu bisa ke sini, bukan?"

"I--iya. Aku ke rumah sakit sekarang. Annaya di rumah sakit mana, Ma?"

"Kusuma Persada."

"Iya, Ma. Aku ke sana sekarang, ya."

"Iya, Mama tutup teleponnya, ya."

"Iya, Ma. Hati-hati, ya."

Adzkia memutuskan panggilan telepon. Tubuhnya terasa lemas mendengar kabar yang di sampaikan oleh mamanya. Hampir saja tumbang. Beruntung, Azhar dengan cepat menangkap dan memapahnya.

"Annaya kenapa?" tanya Azhar cemas.

"A--Annaya masuk rumah sakit. Aku harus ke sana sekarang. Apa boleh?"

Adzkia berkata gugup, ia mencemaskan keadaan putrinya. Wajah Adzkia sedikit pucat bercampur panik.

"Kamu tenang dulu, ya. Minum dulu."

Azhar berusaha menenangkan Adzkia. Mengambil gelas di meja berisi air mineral. Kemudian, menyodorkan kepada Adzkia. Wanita itu menerima dan menenggaknya hingga habis setengah gelas.

"Izinkan aku ke rumah sakit," pinta Adzkia sambil menatap ke arah Azhar.

"Emm, aku antar, ya."

"Tapi ...."

"Menunggu taksi lama. Aku akan mengantarmu. Boleh, ya?" ucap Azhar berusaha membujuk Adzkia.

Pria itu khawatir jika membiarkan Adzkia pergi sendiri. Apalagi dalam kondisinya yang sedang tidak baik-baik saja. Adzkia mengangguk.

Sepanjang perjalanan Adzkia tampak gelisah, ia memainkan ujung baju. Raut kekhawatiran terlihat jelas di balik wajah sendunya. Azhar sesekali melirik ke arah Adzkia. Walaupun tengah fokus menyetir.

"Tenanglah, aku yakin, Annaya akan baik-baik saja."

Lihat selengkapnya