Syakilah tampak menemui seseorang di sebuah restoran. Wanita itu berpenampilan cukup seksi dengan pakaian yang sedikit terbuka, terutama di daerah dadanya. Rambut keriting sebahunya ia kuncir tinggi dan diberi sedikit poni. Anting panjang menggantung di kedua telinganya.
Riasan wajah yang cukup menor, bertujuan untuk menarik perhatian kaum Adam. Mengenakan kemeja lengan pendek ketat berwarna merah muda, membuat dadanya terlihat menonjol dengan dua kancing atas sengaja ia buka, dipadukan dengan rok span selutut. Mengangklek tas berwarna senada dengan pakaiannya berukuran sedang.
Sandal yang memiliki hak sepuluh centimeter agar tubuhnya terlihat tinggi. Melangkah dengan anggun untuk membuatnya tampil elegan. Syakilah sedang meniru Adzkia yang selalu tampak memesona.
Wanita seksi itu duduk di tempat itu ketika sampai. Kedua matanya menjelajah mencari keberadaan orang yang ingin ia temui. Tidak berapa lama kemudian, orang yang dicari pun datang menghampiri.
"Akhirnya kamu datang juga. Aku hampir lumutan menunggumu," ucap Syakilah sedikit kesal.
"Maaf, jalan macet. Aku sudah berusaha untuk lebih cepat sampai, tapi tetap saja terlambat. Apa kamu sudah lama menunggu?" jelas orang itu sambil memasang raut wajah memelas.
"Lumayan."
"Syakilah, aku merindukanmu. Sudah lama tidak bertemu. Semenjak kamu menikah dengan Alvian, kita tidak pernah bertemu," jelas orang itu yang ternyata seorang pria.
"Aku juga merindukanmu Soni. Maaf, kita jadi sulit bertemu karena hal itu," ucap Syakilah dengan raut wajah sedikit sedih.
"Bagaimana pernikahanmu dengan lelaki itu?" tanya Soni penasaran.
Syakilah membuang napas kasar. Wanita itu tampak kesal jika harus menceritakan pernikahannya, meski dengan Soni.
"Syakilah," panggil Soni lembut.
"Pernikahanku dengan Mas Alvian baik-baik saja dan masih aman. Hanya saja, aku merasa terganggu dengan mantan istrinya."
"Apa? Apa dia lakukan?"
Soni semakin penasaran dengan cerita Syakilah, ia terkejut dengan apa yang dikatakan wanita seksi itu. Pria tersebut memajukan sedikit tubuhnya, mendekat ke arah Syakilah yang tampak kesal.
"Perempuan itu benar-benar meresahkan. Mas Alvian masih saja mengingatnya, meski aku sudah membuat dia melupakan mantan istrinya tersebut. Tetap saja, terkadang ia masih ingat," kesal Syakilah.
"Kalau begitu, terus buat dia hanya mengingatmu. Jangan biarkan dia mengingat mantan istrinya meski sedikit saja, sebelum kamu mencapai tujuanmu," jelas pria itu mencoba meyakinkan Syakilah.
"Maksudmu?"
"Kamu pasti paham maksudku," jelas Soni dengan yakin.
"Itu artinya, kamu harus lebih lama menunggu."