Adzkia melangkah menuju minimarket untuk membeli keperluan rumah yang sudah habis. Wanita itu begitu terlihat memesona meski tanpa make up berlebih.
Wanita berparas cantik tersebut mulai memilah dan memilih belanjaan yang hendak ia beli sambil mendorong troli. Ketika ia sedang fokus mengambil barang-barang, tangannya tidak sengaja bersentuhan dengan seseorang hingga keduanya menghentikan aktivitas mereka.
"Maaf, saya ... Adzkia," ucap orang itu yang ternyata mengenal Adzkia.
"Ma--Mas Alvian," ucap Adzkia ketika melihat orang yang menyentuh tangannya.
Keduanya terdiam sejenak. Saling beradu tatap. Sibuk menata hati yang mulai bergemuruh menahan gejolak rasa yang tidak menentu.
Adzkia tersadar. "Ma--maaf," ucapnya lembut.
Alvian tersentak dan ia pun ikut tersadar. Menelan ludah dengan susah payah tanpa melepaskan tatapannya pada Adzkia.
"Apa kamu sudah sembuh? Aku dengar kamu sakit?" tanya Adzkia berusaha mencairkan suasana.
"Kamu tahu aku sakit?"
Bukannya menjawab, Alvian malah balik bertanya. Pria itu terus menatap Adzkia yang berusaha mengalihkan pandangan dari mantan suaminya tersebut.
"Aku tidak sengaja bertemu dengan Gina, sekertarismu saat di rumah sakit beberapa waktu lalu. Katanya, kamu masuk rumah sakit setelah pingsan di kantor," jelas Adzkia lembut.
"Iya, itu benar. Namun, aku dirawat hanya sehari semalam saja dan kamu lihat, aku sudah baik-baik saja sekarang," jelas Alvian sambil sedikit merentangkan tangan. Menunjukan jika dirinya baik-baik saja.
"Syukurlah kalau begitu."
"Kenapa kamu ke rumah sakit? Apa kamu sakit?" tanya Alvian sedikit cemas.
"Hanya kontrol. Beberapa waktu lalu, aku sempat masuk rumah sakit karena kelelahan."
"Apa kamu bekerja begitu keras, sampai kamu sakit seperti itu?"
Alvian kembali mencecar Adzkia dengan pertanyaan. Pria itu semakin mencemaskan mantan istrinya.
"Aku memang harus bekerja keras untuk menghidupi Annaya. Maaf, aku harus segera pergi dari sini. Jaga kesehatanmu baik-baik. Aku permisi," ucap Adzkia yang tidak ingin berlama-lama berada di dekat Alvian. Sebab, itu hanya akan membuat hatinya kembali sakit dan terluka.
"Adzkia," panggil Alvian lembut.
"Ada apa?"