Secangkir Kopi Pembawa Petaka

Trinaya
Chapter #35

Bab 35 Belenggu Syakilah

Alvian makin mendekati Annaya. Pria itu berusaha untuk menggapai tubuh Annaya. Gadis kecil itu masih membeku. Tidak melangkah lagi. Alvian meraih tubuh Annaya dan memeluknya erat.

Tanpa sadar, Alvian meneteskan air mata. Rasa bersalah kembali menyelimuti dirinya. Alvian teringat akan semua kejahatan yang ia pernah lakukan pada Adzkia dan Annaya.

"Annaya, maafkan Ayah, Nak," ucap Alvian pelan menahan isak.

Azhar merangkul Adzkia, mengusap pelan pundaknya. Kemudian, Adzkia menyandarkan kepalanya pada bahu Azhar. Menyaksikan Ayah dan anak yang tengah melepas rindu.

"Annaya, kamu mau memaafkan Ayah, bukan?" tanya Alvian sembari melepaskan pelukan dan menangkupkan wajah Annaya.

Gadis kecil itu terdiam. Kedua matanya menatap tajam ke arah Alvian. Annaya menelan ludahnya, berusaha untuk tetap tenang menghadapi Sang Ayah dan melawan rasa traumanya.

"Annaya," panggil Alvian lembut. Annaya mengangguk tanpa kata.

"Terima kasih, Nak," ucap Alvian senang.

Alvian kembali memeluk Annaya erat. Sementara Adzkia dan Azhar, mereka memperhatikan Ayah dan anak yang saling melepas rindu. Azhar mempererat rangkulannya kepada Adzkia serta mengusap pelan pundaknya. Adzkia masih nyaman dengan sebelah kepalanya pada bahu Azhar.

Cukup lama Alvian memeluk Annaya. Kemudian, melepaskan dan kembali menangkupkan wajah mungil anaknya tersebut. Menatap lamat-lamat kepolosan Annaya yang hanya terdiam diperlakukan seperti itu oleh ayahnya.

"Annaya, maafkan Ayah, Nak. Ayah sudah jahat dan buat Naya takut. Maafkan Ayah, Nak," ucap Alvian dengan bibir bergetar.

Annaya membalas tatapan Alvian. Kedua tangannya terangkat dan memegang tangan Alvian yang berada di wajahnya serta mengusap pelan.

"A--Ayah," ucap Annaya pelan dengan sedikit tersendat dan bergetar.

Suara mungil yang sudah lama ia rindukan. Kini, terdengar merdu dan memilukan. Menyayat hati, semakin menambah rasa bersalah Alvian kepada gadis kecil itu.

Alvian kembali meneteskan airmata, ia semakin tak kuasa menahan rasa bersalah dan sakit yang menyiksa dada selama ini.

"Annaya," panggil Alvian lembut sambil mempertajam tatapannya pada Annaya.

Lihat selengkapnya