Dari sini aku melangkah, yang tak tau arah dan tujuan seperti musafir jalanan yang tak tau arah pulang. Arka Vernando nama yang bagus yang bakalan sukses dikata orang, tapi sampai sekarang pun aku tak sependapat. Namaku sepertinya salah karna tidak sesuai dengan kenyataan dan keadaan aku sekarang ini.
Aku berjalan seharian keliling kota dengan tas ransel di pundak yang diisi sepotong baju tua yang biasa aku gunakan. Panas terik matahari membuat aku berteduh dan kehausan dengan membuka dompet yang isinya tinggal dua puluh ribu. Ahh.... tahan aja dulu hausnya tidak akan sempurna tanpa sebatang rokok pikirku.
Berteduh dibawah pohon yang ingin menenangkan pikiran yang sedang memikirkan hari esok. Tak sengaja aku melihat seperti wanita, yang agak samar - samar aku melihatnya dari kejauhan seperti menunggu es pesanannya sedang dibuatin. Yasudah mungkin dia pria gondrong yang menyerupai wanita. Pikiran tetap saja memikirkan itu siapa? Arka Vernando adalah orang yang penasaran. Aku tidak percaya sebelum aku memastikan itu pria atau wanita. Aku kembali melirik ke arah jualan es itu, wanita itu melihat ku dengan tatapan mata tajam. Lirikannya membuat aku kepikiran apakah ini namanya jodoh atau bukan? Hati mulai berkeinginan mendekat dengan alasan membeli es itu.
Melangkah demi langkah aku mulai mendekat ke arahnya, sembari aku melangkah mendekat wanita itu, dia pergi begitu saya tanpa melirik ku kembali. Wanita itu membuatku lebih penasaran lagi, dan akhirnya hati tetap saja berkeinginan mengikutinya dari belakang. Ternyata dia seorang kekasih pria yang sedang menunggu dia diatas mobil.
Akupun memutuskan untuk berhenti mengikutinya, seperti orang orang bilang "jangan berharap ketidakpastian karna jodoh tak akan kemana". Mungkin suatu saat akan dipertemukan kembali, di waktu yang tepat yang tak kita ketahui itu kapan?