Secangkir Matcha

imagivine
Chapter #4

Pertemuan Ketiga: Rasa yang Tumbuh, Tapi Dunia Terlalu Nyata

Hari-hari berlalu seperti biasa — atau setidaknya, mencoba menjadi biasa. Tapi Arka dan Tara tahu, sejak malam terakhir di Tsukiyo Matcha, dunia terasa... berbeda.

Terlalu nyata.

Terlalu keras.

Dan terlalu sunyi.

Keduanya kembali pada rutinitas masing-masing. Arka ke kantor, dengan tumpukan laporan dan percakapan kosong. Tara ke pekerjaannya sebagai editor, mengoreksi tulisan orang lain, sementara pikirannya sendiri berantakan.

Namun di sela semua itu, hati mereka menyimpan satu nama yang terus muncul seperti gema. Mereka mencoba menepisnya — karena tidak ada tanggal pasti untuk kedai itu kembali. Tidak ada peta. Tidak ada pesan.

Hanya perasaan.


Suatu Malam yang Tak Direncanakan

Tara duduk di bangku halte, menunggu bus malam yang tak kunjung datang. Hujan baru saja berhenti, dan jalanan berkilau oleh lampu kota. Di tangannya, termos kecil berisi matcha instan — rasanya pahit dan hambar, tidak seperti di Tsukiyo Matcha.

Ia mendongak, menatap bulan sabit yang baru muncul di balik awan. Dan entah kenapa, hatinya merasa... siap.

Tara berdiri dan berjalan.

Bukan menuju rumah.

Bukan menuju kantor.

Tapi ke arah yang sama seperti malam-malam sebelumnya — membiarkan langkah membawanya tanpa bertanya.

Dan seperti menunggu isyarat, cahaya hangat mulai menyala di ujung gang kecil yang seharusnya gelap.

Tsukiyo Matcha kembali.

Ia membuka pintu pelan, jantungnya berdetak lebih cepat.

Lihat selengkapnya