Siapa sangka, ancaman dosen tersebut bukanlah isapan jempol belaka, sejak saat itu Kak Ayu rutin mengikuti perkuliahan dosen itu tanpa pernah telat datang dan tidak pernah lupa mengerjakan tugas, tapi siapa sangka, kolom presensi Kak Ayu sudah dicoret tebal oleh sang dosen. Tak ayal meski Kak Ayu masuk dan mengikuti perkuliahan ia tetap dianggap tidak hadir selama satu semester, artinya di semester depan Kak Ayu akan mengulang mata kuliah dosen tersebut.
"Padahal tiap hari masuk, nggak pernah telat juga, tapi kok nama aku dicoret tebal ya. Kalau kayak gini percuma juga aku masuk kelas tapi ujung-ujungnya ngulang lagi tahun depan," ucap Kak Ayu dalam hati.
Masalah itu pun terus berlanjut, sampai akhirnya Kartu Hasil Studi Mahasiswa (KHS) dibagikan oleh kepala prodi, saat itu Ibu Kaprodi memanggil Kak Ayu ke ruangannya, ya masalahnya tak lain karena presensi Kak Ayu di mata kuliah Pancasila sangat kurang.
"Ayu, saya lihat kamu itu cukup cerdas dalam perkuliahan, tapi kenapa di mata kuliah pancasila kamu jarang masuk? Ini berimas fatal Ayu Lesmana," kata Kaprodi itu.
Kak Ayu pun mencoba menjelaskan dengan sejujur-jujurnya yang terjadi kepada Kaprodi itu.
"Sebenarnya saya selalu masuk Bu, hanya saja ada satu momen di mana jam kuliah dimajukan di hari Sabtu, saat itu saat sedang perjalanan pulang, saya sudah coba kembali, tapi sampai kampus perkuliahan sudah selesai."
"Dari kejadian itu Pak dosen mencoret tebal nama saya di daftar presensi sehingga saya dianggap tidak pernah masuk kelas. Padahal setiap mata kuliah saya selalu datang dan tidak pernah terlambat," jawab Kak Ayu.
"Sayang sekali, apa tidak bisa negosiasi lagi dengan dosen mata kuliah tersebut?" tanya Kaprodi.
"Tidak bisa Bu, saya sudah beberapa kali mencoba, hasilnya tetap nihil," kata Kak Ayu dengan suara bergetar.
"Maaf ya Yu, saya juga tidak bisa bantu apa-apa, saya dengan dosen tersebut cukup dekat, untuk urusan seperti ini saya sungkan menegurnya, lebih baik kamu yang minta maaf ke dosen itu," ucap sang Kaprodi.
Mengetahui Kaprodi saja tidak bisa membantu, Kak Ayu akhirnya memilih pasrah, ia memilih legowo jika harus mengulang mata kuliah itu di tahun depan.
"Baik Bu saya permisi," tukas Kak Ayu.
Kendati merasa kecewa, Kak Ayu masih memiliki keinginan untuk menamatkan pendidikannya di jenjang Sarjana ini, mengingat Kak Ayu berasal dari desa, juga dari keluarga yang kurang mampu, ia bertekad menyelesaikan pendidikannya agar membuat Ayah dan Ibu bangga. Meski makan hati dengan ucapan dosen itu, masih juga di bully Hanny and the gang, Kak Ayu mencoba sabar dan tetap teguh dalam menggapai cita-citanya.
“Ya Allah, sebenarnya Ayu udah nggak sanggup di lingkungan toxic ini, Ayu pengen berhenti kuliah aja, Ayu pengen pindah biar nggak terus-terusan makan hati.”
“Tapi di sisi lain, Ayu pengen ngebahagiain Ayah dan Ibu, mengingat tangis bahagia mereka saat Ayu lolos dan bisa berkuliah, Ayu tak tega menyakiti hati mereka saat Ayu bilang Ayu nggak kuat lagi di bully di kampus.”
“Bukan hanya di bully, dosen Ayu juga sudah tak menganggap Ayu ada, mana Bapak itu mengampu mata kuliah keberlanjutan, di semester satu saja Ayu sudah dicoret, apakah Ayu bisa lulus dengan waktu empat tahun Tuhan?”
“Ayu bingung harus bagaimana lagi, ayah sakit, Ayu tidak mungkin menceritakan keluh kesah Ayu pada Ayah, Ayu takut Ayah semakin drop, apalagi ke Ibu, Ayu juga tidak mungkin bercerita,” ucapnya dalam doa.
Hari demi hari tingkah Hanny semakin menjadi-jadi, setelah berhasil menghasut Bapak dosen, si licik satu ini ternyata juga menghasut Kaprodi, Hanny dan teman-temannya ternyata memfitnah Kak Ayu di depan Ibu Kaprodi. Hal itu terjadi saat Kak Ayu datang ke kampus dengan muka sembab setelah semalaman menangis, saat itu Kak Ayu kehabisan uang saku hingga membuatnya telat makan, Kak Ayu yang memiliki penyakit asam lambung pun mual-mual di toilet kampus.
“Yu, Ayu kenapa?” kata Gita, teman sekelas Kak Ayu.
“Asam lambungku kambuh Ta, aku belum makan dari kemarin,” jawab Kak Ayu.
“Astaga Yu, sinia aku ada obat lambung, ini buat kamu, diminum sekarang. Tunggu di sini aku beliin kamu makanan sebenatar,” ucap Gita.
Ternyata peristiwa itu didengar oleh Hanny, tanpa pikir panjang ia langsung membuat gosip yang menyebut Kak Ayu sedang hamil.
“Tahu nggak guys, si Ayu tadi muntah-muntah di toilet, apa dia hamil yak?” kata Hanny di hadapan teman-temannya.
“Bisa jadi sih, dia bukannya udah punya suami ga sih?” timpal teman Hanny.
Tak sengaja, Ibu Kaprodi mendengar obrolan Hanny dan teman-temannya itu.