Setelah Ayah meninggal dunia, Ikmal dan keluarga pun mencoba bangkit dari keterpurukan. Tak mau terus bersedih mereka pun mencoba berbagai cara agar tak terus menerus dalam kesedihan. Mengejutkannya, ibu berniat merantau demi menghidupi anak-anaknya, bahkan ibu berniat membawa adik yang saat itu usianya baru satu tahun. Sementara Ayu, harus kembali ke kota untuk mencari pekerjaan.
“Bu, Asti berencana merantau, Asti juga akan membawa anak bungsu Asti,” kata ibu pada nenek.
“Apa tidak sebaiknya kamu di rumah saja?” tanya nenek.
“Kalau terus-terusan di ruamah saya selalu keinget Ayahnya anak-anak,” jawab Ibu.
“Tapi Ti, kalau kamu pegi, Ayu pergi Ikmal sama siapa? kasihan dia sendiri.”
“Tapi kalau kamu masih bersikukuh pergi, biar Ikmal sama ibu saja,” pinta nenek.
Setelah tekad ibu untuk merantau bulat, Ikmal pun kini tinggal bersama nenek, rumah kami pun dibiarkan kosong begitu saja.
"Sekarang aku benar-benar tinggal sendiri, ibu sibuk mencari nafkah, sementara Kak Ayu sibuk dengan cita-citanya. "
"Tak ada yang menginginkan hidup seperti ini, tapi semua terus berjalan," ucap Ikmal saat akan meninggalkan rumah.