Jika tak sanggup, ungkapkan
Jangan terlalu bodoh untuk menyimpan
Nanti sakit sendiri
-Author
πΈπΈπΈ
Cemburu itu ada, kau saja yang tak melihatnya, Luna.
-Juan
π»
Jika segala yang diingini tak disampaikan, mana ada yang tau. Apa yang sedang dirasakan, apa yang sedang dipikirkan. Kebanyakan orang memendam segala bentuk yang dipikirkan dan dirasakan.
Aluna tak hentinya memikirkan percakapan di lorong bergosip itu, apa salahnya jika Aluna tak berpacaran dengan Juan?. Ia terus menerus memikirkan itu. Tak hentinya percakapan para siswi di lorong itu berkeliling ria dan berisik di gendang telinga dan kepalanya.
Sekarang hari pertama sekolah, tentunya tak ada jam pelajaran, mengingat para guru masih rapat perihal agenda sekolah awal tahun. Luna duduk di kursinya sambil memainkan gawai kesayangannya itu. Pusing dia memikirkan perkataan orang-orang, lebih baik ia gulir gawainya itu melihat sosial media.
Tok Tok Tok
Ketukan pintu otomatis membuat siswa yang berada di dalam kelas mengangkat kepala dan langsung melihat sumber. Takut ditegur Pak Arman karena mereka berisik disaat guru rapat. Pak Arman, wakil kesiswaan. Matanya menelusuri isi kelas, mencari sesuatu atau lebih tepatnya seseorang.
"Maaf pak, ada yang bisa dibantu?" tanya Serdi selaku ketua kelas.
"Oh iya nak, Bapak mencari Aluna," terang Pak Arman.
"Ohh Aluna ya pak, sebentar pak,"
"Luna, kamu dicari Wakasis," sorak Serdi sedikit berteriak dari tempat ia berdiri.
Luna melongo dan mengarahkan jari telunjuknya pada dirinya. Bertanya, dia yang dicari?. Serdi mengangguk mantap dan menunjuk ke arah pintu kelas.
Luna berjalan menuju pintu kelas dan menemui Pak Arman. Sedikit heran, dia gelagapan dipanggil seperti ini. Kasus apa yang ia lakukan sampai-sampai Wakasis yang memanggilnya?, pikir Luna selama perjalanan menuju pintu.
"Maaf pak, ada apa ya pak?" tanya Luna to the point namun cemas.
"Sedikit urusan, nak. Mari ikut ke kantor," ajak Pak Arman.
Luna mengangguk, ia membontoti Pak Arman menuju ruang kesiswaan,banyak pertanyaan yang tersimpan, namun ia selalu tak pernah mau banyak bicara dengan orang asing. Ia hanya mengikuti saja yang diperintahkan Wakasisnya itu.