Banyak hal yang harus dihapus dari kehidupan agar segalanya tetap berjalan sesuai alurnya.Termasuk mengorbankan banyak mimpi
-Author
🌸🌸🌸
"Huh ... dasar manusia egois"
-Aluna
🌻
Siapa yang tidak kesal hidupnya diatur sedemikian rupa di sekolah?. Dia punya hak dan kewajiban, haknya memilih apa yang dia mau ikuti di sekolah dan kewajibannya adalah belajar. Lalu, mengapa ia dipaksa? Meski itu sebuah kesenangan baginya tapi jika hal itu bertolak di hatinya karena sebuah paksaan sama saja ia akan mengerjakannya dengan berat hati.Â
Diskusi selesai, Luna keluar dengan muka Masam dengan Juan di sebelahnya. Paham betul Juan bagaimana kesalnya Luna bila diatur oleh orang lain. Luna adalah remaja yang senang melakukan suatu hal bila hal itu hatinya sendiri yang memilih.
Genggaman resah itu menjalar pada tangan satunya, menyatu. Juan paham betul jika Luna tak suka ia akan menggenggam erat tangan Juan, melepaskan serta melampiaskan emosinya pada tangan besar Juan yang menyimpan habis tangannya.
"Ayo genggam lagi, gapapa. Kalo kesel lepasin aja," titah Juan mengambil kembali tangan Luna yang baru saja dipaksa untuk lepas olehnya.
"Aku tu ga suka diatur," kesalnya. "Seenak dia aja nyuruh aku,senang engga, capek iya aku, mana mama belum tentu izinin lagi"
"Ya kalo ga mau kan tinggal bilang ke Wakasis, Pak Arman lebih ngerti kali daripada Aldo"
"Aku mau, Ju. Tapi ga setiap acara juga, kan masih ada orang lain. Kesannya kaya ga ada orang lain aja"
"Iya, Lun. Aku ngerti, tapi itu keputusan Kak Aldo. Aku aja kaget kamu ikut diskusi acara"
Luna menarik nafas panjang, dadanya sesak. Jika terus dipikirkan akan mengganggu aktivitas lainnya. Ia menatap mata Juan yang terpaut jauh, kemudian terseyum.
Tak ada arti tulus dibalik senyum itu, senyum berat yang dipaksakan. Paham sekali Juan akan tingkah Luna. Dielusnya kepala Luna. Kemudian kembali masuk ke kelas, ada pengumuman dari wali kelas, guru sudah selesai rapat.
***
Berat memang, mengingat mamanya pasti tak mengizinkan Luna mengikuti semua kegiatan OSIS. Kegiatan itu akan membuatnya lelah dan ketakutan mamanya adalah ketika Luna lelah.
Pura-pura sehat dan baik-baik saja itu tidak semudah yang mereka bayangkan.Â
Banyak hal yang harus dihapus dari kehidupan agar segalanya tetap berjalan sesuai alurnya. Termasuk mengorbankan banyak mimpi
Menjadi MC pada kegiatan OSIS kala MPLS adalah kebohongan pertama Luna. Jika kebohongan pertama berjalan lancar maka kebohongan selanjutnya mengalir. Luna tak ingin berbohong lagi.Â
Untuk kali ini, kesehatannya lebih penting daripada kegiatan OSIS yang akan mengganggu hidupnya. Ia kembali berlari menuju ruang Pak Arman. Bergegas tanpa memperhatikan keadaan sekitar.
Bruk!