Secerah Purnama Awal Desember

Khairatul Annisa
Chapter #6

Kekhawatiran Juan

Gerak cekatan kaki Aje menjebol gawang tim futsal Andre, dibantu plessing mantap dari Juan. Permainan sangat panas malam ini, selisih skor terus bergantian menempati posisi teratas. Tim ini sama-sama kuat untuk pertandingan antar mereka.

Memanglah Aje tak perlu diragukan perihal gocekan bolanya, Aje sangat handal dalam hal itu. Permainan berakhir, tim Aje keluar jadi pemenang.

Juan bergegas mengambil minum dan mendekat ke arah tasnya, segera ia membuka tas itu dan mencari-cari gawainya. Begitu ia temukan, tangannya langsung melihat pemberitahuan panggilan tak terjawab dari Aluna sebanyak 3 kali.

Tidak ragu, Juan langsung menelepon balik sahabatnya itu. Satu kali tak diangkat, dua kali juga tidak. Juan sedikit khawatir, ada apa dengan Luna, banyak yang dipikirkannya tentang hal buruk.

"Duh, semoga gapapa deh," risaunya yang terdengar oleh Aje.

"Siapa yang gapapa, Ju?" tanya Aje sambil membuka kaus kakinya.

"Luna, Je. Dari tadi di telepon ga di angkat, giliran gue lagi main dia telepon balik"

"Ohhh, santai bro. Lagi ada urusan dia kali, lagian Lo jadi temen khawatiran banget sih," cetus Aje sambil menepuk pundak Juan.

"Ah males gue sama Lo, Lo ga ngerti posisinya, Je"

"Iya gue paham, Friendzone mah susah, hahahaha," ledek Aje "Yoklah balik, laper gue," tukasnya kemudian.

Juan mengangguk dan mengikuti Aje berdiri, perasaannya tetap tidak tenang. Gawainya masih digenggam erat, berharap Luna segara menelepon balik.

***

Sudah selarut ini, belum juga ada telepon balik dari Luna, cemas Juan jadi berkepanjangan. terlebih terakhir Luna mengabarkan jika ia berusaha membujuk mamahnya agar dapat izin.

Lihat selengkapnya