Bagian terpenting di hari Senin adalah upacara pengibaran bendera. Sudah menjadi kewajiban dan tidak akan bisa dihapuskan di banyak peraturan sekolah.
Terik matahari dan panas yang menyengat menjadi bumbu untuk sarapan pagi. Belum lagi ceramahan pembina upacara yang aduhai dan selalu menghabiskan waktu panjang. Semua pesertanya dibuat tersiksa dan terkulai lemas.
Huh, untukku yang lemah ini tentunya jarang sekali mengikuti upacara bendera. Aku sudah terbiasa berkunjung ke tempat peristirahatan orang - orang sakit.
"Jen, Lo gak apa apa?" Rossi membopongku ke kelas dengan susah payah. Sedangkan Selly, dia tidak masuk kelas dengan alasan sakit. Sakit yang diderita sudah sangat parah sepertinya. Biasanya walaupun batuk dan sedikit demam, dia akan memaksakan diri.
"Selly kok gak kesini?"
"Dia lagi gak mood. Emmm, dia sakit."
"Masa sakit? Tadi dia udah siap segalanya buat berangkat loh."
Syuuuuttt, Rossi menutup mulutku dengan capitan mini dari tangan kanannya.
"Jangan kenceng kenceng. Entar kedengaran orang."
"Dia tadi udah turun pakai sepatu. Cuman gak barengan naik angkotnya." Ucapku dengan nada yang rendah.
"Selly bilang ke gue kalau dia mau cari angin." Sesuai dengan dugaanku, orang yang memiliki uang lebih sepertinya akan menenangkan emosi di tempat lain.
"Cari angin? Gak di cari juga tuh angin dateng sendiri. Huh, Kemana lagi ya tuh anak."
"Selamat pagi anak anak," Hari Senin usai upacara kami sudah biasa mendapat sambutan manis dari guru yang bengis perkara nilai. Dia adalah wanita pengajar matematika peminatan. Tapi, hari ini nampaknya spesial. Dia dibuntuti gadis mini.
"Hari ini semua hadir, kan. Ini ibu akan kenalin murid baru namanya Silvi." Gadis itu mengembangkan senyumnya ke banyak murid kelas.
'Tok... Tok...'
Seseorang mengetukkan pintu yang sengaja di tutup Ibu Dahlia. Dia langsung berbisik pada Ibu Dahlia begitu pintunya dibukakan.
"Anak - anak, anak ini salah masuk kelas. Kelasnya bukan disini."
Huhhhhhh.... Sorakan para anak laki-laki begitu membuat panas telinga. Dari nadanya sudah jelas terdengar bahwa mereka amat kecewa. Pasalnya, gadis mini yang keluar itu imut. Laki-laki mana yang tidak tertarik padanya.