Second Lead

Siti Nur Laela K
Chapter #7

7. Dinner

Aku terus memandangi wajah Selly di layar. Dia nampak ceria dan beberapa kali tertawa. Wajahnya dihiasi rangkaian bunga imitasi yang biasanya aku lihat sebagai mahkota beberapa putri disney. Tapi ini versi plastik. Walaupun bunga itu begitu cantik, bagiku itu tidak bisa mengalahkan kecantikan alami pemakainya.

"Jen, bagian Lo tuh yang mencet," Ucap Rossi sambil menepuk pundakku.

"Kenapa Lo bengong terus? Terpesona ya sama kecantikan gue." Selly mengibaskan rambut dengan tangan kanannya.

"Idih, kepedean Lo." Celetuk Rossi.

"Emang dia cantik kok." Kataku.

"Tuh kan. Yang cantik aja ngakuin kalau gue cantik."

"Heuh, Lo tuh belain dia terus."

"Udah ah, cepetan pose. Gue udah siap pencet nih."

"Sabar sayang." Kami bertiga pun berpose ala ala model majalah purba. Karena tak tahu gaya terkini, kami hanya mengikuti jejak foto orang-orang di sekitaran kami.

"Gayanya yang bener dong."

"Mending bebas aja. Biar beda-beda." Kami mengakhiri sesi foto kami dengan pose amburadul yang mendadak diciptakan.

"Hasilnya bagus. Keren. Apalagi gue nih," Ucap Rossi sambil menunjuk ke foto dengan pose paling anggunnya.

"Yang bagus tuh gue. Ala-ala putri kerajaan tahu." Timpal Selly. Mereka terus beradu mulut sambil berjalan menuju tempat makan langganan Selly dan keluarganya saat berada di kota ini. Perdebatan mereka belum usai bahkan saat pelayannya hendak mencatat pesanan.

"Udah. Ini si mbaknya udah pegel dengerin kalian ngoceh mulu."

"Lo sih mulai tadi jadinya keterusan."

"Lah, kok gue."

"Mbak, saya pesan yang biasa aja ya mbak. Paket buat 4 orang yang nasi hijau." Selly mengatakannya sembari tersenyum ramah pada pelayanannya. Pelayanan itu memperjelas pesanannya pada Selly tanpa menanyakan terlebih dahulu menu yang dimaksudkannya.

"Iya, Mbak. Udah yang itu." Ajaib memang. "Kok bengong?"

"Kayaknya dia gak mau pesan yang itu deh, Sel. Dia mau pesan yang lain. Makannya mukanya kayak orang bengong gitu," Celetuk Rossi.

"Beneran? Apa gue panggil lagi si Mbaknya?"

"Enggak. Enggak usah, Selly. Gue bengong karena dia kayak langsung tahu semuanya. Padahal kan cuman bilang gitu."

"Lo baca menunya. Si Mbak emang cuman bacain ulang paketan yang di pesan." Aku hanya tersenyum memperlihatkan gigi saat membacanya.

Lihat selengkapnya