Second Life - Part 1

Natalia
Chapter #1

Chapter tanpa judul #1

Hi? Namaku adalah Baldovino atau aku sering dipanggil Vino. Aku adalah anak laki-laki tunggal yang hidup dikeluarga cukup mewah karena papah ku adalah pemilik perusahaan besar dan terkenal diberbagai negara salah satunya adalah Indonesia. Papahku yang bernama Pak Daruma adalah orang tua tunggal karena cerai mati setelah mama ku meninggal karena kanker serviks. Dari kecil hidupku sangatlah bahagia dan keberuntungan selalu ada dipihakku karena kehadiran Papah. Aku dari kecil disekolahkan ditempat elit dengan taraf internasional. Dan ini adalah kehidupan pertamaku.

24 Januari 2024 di Rumah Pak Daruma.

"Kringggggggg!!!!!!!!!!!!!!!" Alarm ku yang berbunyi untuk kesekian kalinya sudah menunjukan pukul 07.30 Pagi. Dan terdengar suara ketukan pintu yang cukup keras dari luar kamar. "Tuaannnn Mudaa... bangunnnn !!! Anda sudah terlambattt... Mandiii. sarapan sudah siappp" ucap Bibi Sonya kepala Asisten Rumah Tangga di rumah kami.

Aku yang terkejut mendengarnya pun langsung terbangun, "Eh? jam berapa ini?" ucapku sambil melihat Alarm di Handphoneku. "ASTAGAAAA!!! jam setengah delapannnn!!! Hari ini ada ulangan hariannnnn pulaaa". Sembari bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap pergi sekolah.

15 Menit setelahnya, aku turun ke bawah untuk sarapan. "Papah sudah berangkat bi?" tanya ku sambil mengambil Screamble Egg yang sudah disiapkan Bibi Sonya. "Sudah tuan, tadi beliau menunggu dimeja makan. Tapi karena tuan tidak turun-turun juga. Jadi Pak Daruma langsung menghabiskan sarapan dan pergi" jawab Bibi Sonya.

Lalu aku menghabis kan sarapan ku dan berdiri dari meja makan, namun tiba-tiba Bibi Sonya berkata "Tuann..." dengan raut wajah sedih. "Pak Daruma tadi sarapan dengan wajah murung seperti memikirkan sesuatu..". Aku yang bingung langsung bertanya "Bibi ga tanya, papah lagi mikirin apa?". 

"Saya tanya tuan, ada masalah ya? Bapak murung sekali? Makanannya tidak enak? Bapak kurang selera makan ya?" Jawab Bibi Sonya. "Lalu? Papah jawab ga?" tanya ku kembali. "Engga tuan, beliau liat saya lalu senyum. Tapi setelah berdiri dan siap berangkat beliau bertanya seperti ini".

Pak Daruma : "Bi.. Vino lulus kapan ya kira2?"

Bibi Sonya : "Informasi dari sekolah Tuan Muda akan mengikuti Ujian Nasional 3 bulan lagi pak. Setelahnya wisuda"

Pak Daruma : "Hmmm gitu.. Dia udh menentukan belum ya mau masuk Universitas mana?"

Bibi Sonya : "Terakhir saya tanya Tuan Muda sih dia mau melanjutkan ke Flower University pak. Beliau juga mau ambil sertifikasi Bisnis. Tapi..."

Pak Daruma : "Tapi?"

Bibi Sonya : "Tapi Tuan Muda sempat cerita kalo beliau ingin sekali menjadi tentara militer. "

Pak Daruma : "Hmm lalu? Kenapa ga jadi? apa karena saya? makanya Vino mengurungkan cita-citanya?"

Bibi Sonya : "Beliau sih bilang kalo dia gamau ninggalin Bapak. Jadi Tentara itu resiko nya besar, dan bisa jadi bakal ditugaskan untuk perang."

Pak Daruma : "Hmmm.. saya paham. Tapi kita juga ga pernah tau apa yang terjadi. Kapan saya meninggal. Walaupun dia akan meneruskan bisnis, umur saya juga pasti ga akan panjang. Dan saya bisa pergi kapan saja"

Bibi Sonya : "Pakk.. apa ada yang mengganjal dipikiran bapak?"

Pak Daruma : "Hahaha engga, kepikiran aja ngomong gitu. Toh kenyataannya manusia hidupnya akan seperti itu kan? Sepertinya saya yang lebih takut meninggalkan Vino. Apa baiknya saya mulai Medical Check Up ya?"

Bibi Sonya : "Sebetulnya itu ide baik pak untuk jaga-jaga. Kalo amit-amit ada penyakit bisa segera ditangani. Saya khawatir seperti Ibu pak.. (Dengan wajah sedih)"

Pak Daruma : (Tersenyum) "Hmmm ... Bi, gapapa itu udah takdir Tuhan kalo Istri saya dipanggil Tuhan secepat itu. "

Bibi Sonya : Diammm...

Pak Daruma : "Biii.. Bibi sudah puluhan tahun kerja dan hidup dengan kami. Saya juga sudah menganggap bibi seperti adik saya. Bibi juga menjaga Vino dari bayi dengan sangat baik. Bibi ga keberatan kan? untuk jaga vino sampai dia menikah dan hidup sampai akhir hayatnya. Ya semoga bibi umur panjang."

Bibi Sonya : "Iya Pak.. Saya sudah mengabdi dikeluarga ini lama sekali dan Vino sudah seperti anak saya. Tapi saya juga semakin tua.." (tertawa kecil)

"Setelah percakapan itu Pak Daruma beranjak pergi ke mobil untuk ke kantor tuan.." Ucap Bibi Sonya mengakhiri ceritanya. "Hmm sepertinya papah mulai sadar kalo dia semakin tuaa, dan bibi juga. Jaga kesehatan dulu ya.. aku belum siap kehilangan papah dan bibi. Masih banyak yang harus ku lakukan". Kemudian aku segera pergi meninggalkan Ruang Makan dan segera masuk ke Mobil di dalam Bagasi untuk pergi ke sekolah.

24 Januari 2024 di Flower International High School.

Sesampainya disekolah, aku segera memarkir mobilku dan masuk keruang kelas.

"Tok tok tok.." Ku ketuk pintu dan masuk. "Permisi.. Pak Maaf saya terlambat.." ucapku pada Pak Deny guru Matematika. Pak Deny melihatku dan menghela nafas ".. sudah berapa kali kamu terlambat vino?" . "Maaf pak saya bangun kesiangan. Gapapa kalo saya harus dihukum" jawab ku. "Yasudah kamu kerjakan soal Ulangan diluar kelas tapi jangan kekantin ya.. " Ucap Pak Deny sambil memberikan Soal Ulangan padaku. "Baik pak" jawabku dan segera pergi ke ruang Seni untuk mengisi Ulangan Harian yang diberikan.

Di Ruang Seni (Art Room)

Saat sedang mengisi soal ulangan tiba-tiba aku terkejut melihat sosok gadis cantik sedang melihat ke arah luar jendela. Dan tak lama kemudian dia bernyanyi dengan sangat merdu. Akupun menghampirinya "Hey? Are u human?" tanya ku karena takut dia adalah hantu dipagi hari. Dia menoleh kearah ku dan menjawab "Hahahaha do u think that i am a ghost?". Aku yang malu dan menggaruk kepala ku juga ikut tertawa. "hahaha.. i don't know, I just thought that there was a ghost in the morning. Because I came into this room alone" . Dan dia tertawa sangat kencang begitu saja dan menjawab "Hahahaha kamu percaya hantu disekolah sebagus ini? Aku dari tadi disini dan kamu tidak sadar". Aku pun menjawab "Hehehe I'm Sorry then, by the way. What's your name? Kamu murid baru kah?" tanya ku menyambung percakapan. Sambil memberikan tangannya ke arah ku dia menjawab "Ho.. I am Vivi yang artinya Hidup. Kamu pikir kamu tau semua murid yang sekolah disini?". 

"Hahahaha.. ga sih tapi aku ga pernah lihat kamu, aku Vino. Hmmm nama kamu vivi yang punya arti Hidup gitu? " Jawab ku "Random amat pake dijelasin arti namamu" lanjutku. "Hmmm.. intermezzo aja. Siapa tau kamu mau tau arti indah dari nama ku. Ibu dan Ayah ku memberikan nama itu karena aku pernah mati suri waktu kecil. Sebelumnya nama ku Vittoria yang artinya Penuh Kemenangan. Tapi aku merasa kemenangan itu bukan dari kehidupanku"Jawab Vivi. "Ahhh... begitu. Hmmm kamu inget ga kenapa bisa mati suri? kalo kamu ga keberatan cerita. Aku penasaran soal mati suri hahaha beberapa film yang aku tonton rasanya fiktif". Tanya ku. 

"hmmm ceritanya panjang si hahaha. Mungkin nanti kalo kita ketemu lagi aku ceritain ya." Jawab Vivi. Kemudian tiba-tiba datang seseorang memanggil Vivi "Vivi.. ayo kita berangkat. Dokter sudah menunggu" ucap Ibu Tessa yang adalah Ibunya Vivi. Sambil melihatku Ibu Tessa berkata "Kamu seharusnya ga berbicara dulu dengan siapapun. Kamu masih dalam pengobatan. Nanti traumamu kambuh lagi" ucapnya sambil menggandeng tangan Vivi".

"Ibuuu... dia temen aku, dia itu anak pemilik sekolah ini lohh.. jangan terlalu kasar begitu" ucap Vivi sambil melihatku. Aku hanya diam dan terkejut, dari mana dia tau rasanya dia seperti murid baru yang jarang ku lihat selama 3 tahun ini. "Hmmm.. ibu tau ini Vino kan. Terima Kasih ya nak Vino sudah mau ngobrol sm Vivi. Vivi ini agak susah ngobrol sm orang baru. Kami pergi dulu" ucap Ibu Tessa. "Baik bu" jawab ku.

Setelah Vivi pergi, tiba-tiba Ponsel ku berdering dan ternyata panggilan masuk dari Pacar ku Lisa. 

Lihat selengkapnya